Berada pada ketinggian rata-rata 200 MDPL (meter di atas permukaan laut) dan berada di tepi aliran Sungai Batang Ngai praktis menjadikan Desa Muara Pemuat menjadi lokasi pertanian yang strategis dan ideal bagi beberapa jenis tanaman tertentu. Desa yang berada pada Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi ini mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani padi dan sayuran, ini mengindikasikan bahwa antara daya kelola masyarakat desa memang berbanding lurus dengan ketersediaan kekayaan potensi alam yang dapat dikelola, belum lagi jika menyebut berbagai sumber daya alam yang terdapat di dalam hutan.
Namun, demi menjaga kelestarian hutan dari percobaan ekploitasi hanya demi memenuhi kebutuhan ekonomi, maka program-program pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan berbasis masyarakat ramai dilakukan baik yang berasal dari bantuan pemeritah maupun dari lembaga-lembaga selain pemerintah. Program pembibitan menjadi primadona, selain berfungsi sebagai upaya reboisasi juga secara langsung berdampak terhadap perekonomian masyarakat sekitar hutan.
Di Desa Muara Pemuat, masyarakat memilih pengembangan bibit tanaman kopi karena dirasa cocok dengan kondisi tanah dan iklim sekitar, program ini diharapkan dapat membantu perekonomian masyarakat yang tadinya harus masuk keluar hutan dan membawa keluar hasil hutan untuk diperjual belikan, nantinya, di saat masa panen, masyarakat hanya perlu menjual kopi yang dipanen tersebut sebagai komoditas, sehingga kelestarian dan ketersediaan sumber daya alam di hutan tetap terjaga, hutan sebagai paru-paru dunia akan bertahan dari kini hingga nanti.
Program pembibitan yang difasilitasi oleh lembaga Walestra ini disambut baik oleh masyarakat Desa Muara Pemuat, tidak hanya dari kalangan laki-laki, ramainya keterlibatan perempuan di dalam kelopok pembibitan pun menjadi sinyal positif yang menandakan bahwa kegiatan ini dirasa sangat bermanfaat. Masyarakat yang awalnya menanam padi untuk konsumsi sendiri serta beberapa jenis sayur dan buah seperti sayur katu, bayam, kangkung, terong, pisang, singkong dan sebagainya untuk dijual sebagai sumber penghasilan, kini kopi pun turut menjadi perbendaharaan komoditas baru dan menjadi harapan yang kelak akan bernilai komersil. Masyarakat sangat berharap kedepannya program sejenis dapat berlanjut dan terus berkembang sehingga dampak positifnya dapat dirasakan masyarakat baik di Desa Muara Pemuat maupun desa-desa lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H