"Coretan ini lahir dari pengalamanku beberapa bulan berlalu lalang di beberapa desa di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Tak banyak memang yang dapat kupahami, namun perjalanan ini telah sedikit membuka mataku. Mungkin pandanganku sekarang adalah berbeda dari pandanganku sebelumnya terhadap desa dan segala pernak perniknya."
Jika desa dianalogikan sebagai sebuah kotak penyimpan barang berharga, maka sudah sewajarnya jika sang pemilik (pemerintah) harusnya sangat menjaganya agar seluruh isi kotak tersebut dapat tersimpan dengan baik dan aman, sehingga apabila hendak digunakan, seluruh isi kotak tersebut masih dalam kondisi utuh dan prima.
Berlebihan kah jika dikatakan banyak sekali sumberdaya vital nasional tersimpan di desa? apa saja sumberdaya vital tersebut?. Berbagai sumberdaya penting modal pembangunan bangsa dapat ditemukan di desa, ibarat senjata pamungkas yang selama ini belum maksimal digunakan, desa menyimpan seluruh harta karun dan orisinalitas identitas bangsa!
Dari mana beras yang anda konsumsi setiap hari berasal?, dari mana sayuran segar yang biasa kita jumpai di pasar itu datang? jawabannya adalah desa.
Dimana dapat anda temui berbagai eksotisme ekowisata alami negeri kita?, dimana anda sering mendaki gunung?, dimana anda sering berwisata arum jeram dan berbagai wisata alam lainnya yang merupakan andalan utama sektor pariwisata Indonesia? Jawabannya tentu saja hampir seluruh kekayaan ekowisata Indonesia terletak di desa dan hanya dengan kearifan desa lah seluruh keaslian dan keasrian alam kita dapat terjaga.
dimana anda dapat menjumpai bibit atlet terbaik yang fisiknya telah tertempa sejak kecil secara alami? tentu saja di desa. Jika dibandingkan dengan pola aktivitas anak perkotaan yang relatif lebih pasif, bocah-bocah dari desa sudah lebih terasah kemampuan motorik dan fisiknya oleh berbagai aktivitas harian yang rutin mereka lakukan melalui permainan tradisional, berenang di sungai, berjalan menelusuri hutan, dsb.
Dimana anda dapat temukan brilliant-brilliant kecil di Indonesia? selain anak perkotaan yang umumnya lebih dekat dengan sarana informasi seperti internet, majalah, dsb, anak-anak desa pun sejatinya adalah bibit unggul yang bahkan belum banyak terkontaminasi dampak negatif akulturasi dan modernisasi yang telah akut di perkotaan. Anak-anak emas ini apabila dididik dengan materi dan pola pendidikan yang tepat maka pastinya daya saing mereka tidak akan kalah dari anak kota sekalipun, bahkan di masa depan akan mampu menjadi pilar intelektual bangsa.
Dimana letak kekayaan, keaslian dan keunikan adat budaya Indonesia tersimpan? tentu seluruhnya masih dapat anda temukan hanya di wilayah pedesaaan, terutama bagian pelosok yang belum banyak terjamah modernisasi.
Tentu masih banyak potensi lainnya yang dapat kita temukan di desa yang mana semua tersimpan di desa-desa Indonesia yang unik nan otentik. Jika selama ini kita sering mendengar bahwa Indonesia kaya akan adat, budaya dan kesenian tradisionalnya, maka semua itu hanya ada di desa.
Melihat kenyataan yang demikian, sudah sepatutnya kita mengubah cara pandang dan perlakuan kita terhadap desa. Masih banyak saja masyarakat kota yang menganggap hal-hal yang berbau desa itu tidak keren, kuno dan lain sebagainya. Alih-alih bangga akan harta karun miliknya, kebanyakan kita masih sering men dewa kan apa yang ada di negeri orang. Syukurlah kini sudah mulai banyak di media sosial berbagai postingan yang mulai mengekspose kekayaan, keunikan dan keindahan wilayah pedesaan di Indonesia, dengan harapan semoga semakin banyak masyarakat Indonesia yang bangga dan termotivasi untuk menjaga kekayaan negrinya sendiri. Karena sesungguhnya besar atau kecilnya sebuah bangsa dapat dilihat dari seberapa besar kecintaan masyarakat terhadap negrinya.
Karena sesungguhnya Indonesia bukanlah negara kecil, bukanlah negara lemah yang tidak berdaya, hanya saja selama ini kita seolah-olah dikondisikan menjadi yang lemah, yang kecil dan tidak berdaya, sehingga jujur saja.. semakin hari semakin banyak rakyat yang tidak bangga menjadi bagian dari negrinya. Seolah-olah media hanya terlalu sibuk memberitakan kekacauan dan kebobrokan bangsa. Sedikit sekali yang berbicara tentang desa, tentang kekayaannya. Setiap hari berbagai kasus kriminal,terorisme hingga korupsi sajalah yang akrab menemani panca indera kita. Lantas saja apa yang selalu kita saksikan kini berwujud menjadi persepsi. Tentunya segala tindakan dan cara berfikir kita tidak akan terlepas dari pengaruh informasi apa yang rutin kita serap setiap harinya.