Mohon tunggu...
bulu beterbangan
bulu beterbangan Mohon Tunggu... Penulis - (pengen jadi) penulis

try again

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aku Golput Aku Malu

21 Desember 2016   09:24 Diperbarui: 21 Desember 2016   09:35 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan umum (pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan tersebut juga beraneka macam mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai pemerintahan sampai kepala desa. Pemilu merupakan salah satu usaha untuk mempengaruhi rakyat secara persuasif dengan melakukan kegiatan retorika, hubungan publik, komunikasi massa, lobi dan kegiatan lainnya. 

Pemilu di Indonesia sendiri telah dilaksanakan sejak tahun 1971. Namun antusiasme masyarakat dari tahun ke tahun semakin menurun untuk menyambut pemilihan pemimpin ini. Selama proses pilkada dan pilpres suara mengenai golongan putih mulai menggema.

Pada sistem pemilu, masyarakat dapat memilih wakil rakyat dan menentukan pemimpin negara setiap selang 5 tahun. Oleh karena itu, menyumbangkan hak suara adalah hal yang sangat penting bagi kesejahteraan negara ini. Jika hal itu tidak tercapai maka sia-sia, pemilu hanya suatu formalitas untuk menjalankan UUD dan kehilangan substansinya.

Sebenarnya apa maksud dari golongan putih itu sendiri ?

Golongan putih atau yang disingkat golput adalah sebutan untuk warga negara Indonesia yang sudah berhak menyuarakan pilihannya untuk menentukan siapa yang layak menjadi wakil rakyat dan pimpinan negara. Istilah ini muncul akibat gerakan protes dari para mahasiswa dan pemuda terhadap pelaksanaan pemilu 1971 yang merupakan pemilu pertama setelah orde baru.  Dipakai istilah ‘putih’ karena gerakan ini menganjurkan agar mencoblos bagian putih di kertas atau surart suara di luar gambar parpol peserta pemilu.

Dari tahun ketahun golongan putih tetap eksis keberadaannya. Sebenarnya jika dipikir lebih jauh, apakah tidak sayang hak suara yang kita miliki tidak dilakukan dengan maksimal. Karena sebagai waega negara Indonesia yang baik kita turut andil dalam masa depan dan kesejahteraan negara Indonesia. Alangkah bijak jika kita gunakan suara kita dengan tepat sesuai calon pemimpin yang kita rasa tepat. Hanya memerlukan beberapa menit  kita sebagai warga negara Indonesia yang baik telah ikut merubah nasib Indonesia agar kelak dapat menjadi negara sentausa yang nantinya juga akan ditinggali anak cucu kita.

Jangan sia siakan apa yang bisa kita perbuat. Jangan salahkan siapa siapa selain diri sendiri ketika kepemimpinan Indonesia dirasa kurang adil jika kita sebagai Warga Negara Indonesia yang sah tidak berperilaku sebagai Warga Negara yang baik dan bertanggungjawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun