Mohon tunggu...
Arie Riandry
Arie Riandry Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Studi Agama Agama
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Teks Komersil

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pemuda dan Anomali Demokrasi: Menggali Pelanggaran Pemilu di Media Sosial

6 April 2023   18:53 Diperbarui: 6 April 2023   18:56 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Politik (Suara Surabaya)


Pemilu merupakan momen penting dalam sebuah negara demokratis. Pada saat pemilu, setiap warga negara memiliki hak untuk memilih pemimpin dan mewujudkan kehendaknya melalui suara yang diberikan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pelanggaran pemilu telah menjadi isu yang semakin mengkhawatirkan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi penyebaran pelanggaran pemilu adalah media sosial. Dalam era digital ini, media sosial menjadi platform utama untuk menyebarkan informasi dan mempengaruhi opini publik. Hal ini menyebabkan beberapa pelanggaran pemilu dilakukan melalui media sosial, terutama oleh pemuda.

Pemuda menjadi kelompok yang sangat terpengaruh oleh media sosial. Mereka memiliki akses yang lebih luas dan cepat ke informasi dibandingkan generasi sebelumnya. Namun, pemuda juga menjadi korban dari penyebaran informasi palsu dan hoaks yang tersebar di media sosial.

Banyak pemuda yang terlibat dalam pelanggaran pemilu seperti membeli suara, menyebarkan hoaks, dan mengintimidasi lawan politik melalui media sosial. Hal ini merupakan anomali dalam sistem demokrasi, karena pemuda seharusnya menjadi agen perubahan yang memperjuangkan keadilan dan integritas dalam pemilu.

Untuk mengatasi masalah ini, pemuda harus meningkatkan literasi digital dan kritis dalam menggunakan media sosial. Mereka harus dapat memilah informasi yang benar dan tidak terjebak dalam perang informasi yang berlangsung di media sosial. Selain itu, pemuda juga harus menghargai hak suara setiap orang dan menghindari tindakan yang merugikan integritas pemilu.

Pemerintah dan lembaga terkait juga harus melakukan tindakan yang tegas terhadap pelanggaran pemilu di media sosial. Pengawasan yang ketat dan penegakan hukum yang adil harus dilakukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran pemilu di masa depan.

Kesimpulannya, anomali demokrasi dalam bentuk pelanggaran pemilu di media sosial harus segera diatasi. Pemuda sebagai generasi penerus harus menjadi pelopor perubahan untuk memastikan integritas pemilu dan mewujudkan demokrasi yang sehat dan kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun