Mohon tunggu...
Arie Riandry
Arie Riandry Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Studi Agama Agama
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Teks Komersil

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Menikmati Suasana Ngabuburit: Antara Hiburan dan Ketaatan dalam Menyambut Buka Puasa

30 Maret 2023   15:20 Diperbarui: 30 Maret 2023   15:30 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Mojok.co/diedit

Ngabuburit merupakan tradisi yang telah dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam menyambut waktu berbuka puasa. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada waktu sore menjelang berbuka puasa, di mana orang-orang berkumpul untuk menikmati waktu luang dengan melakukan berbagai aktivitas yang menarik perhatian. Meskipun tujuan utama ngabuburit adalah untuk mempersiapkan diri untuk berbuka puasa, namun kegiatan ini seringkali dipandang sebagai kesempatan untuk bersosialisasi dengan keluarga, teman, dan tetangga.

Ngabuburit telah menjadi bagian dari budaya Indonesia yang populer dan diakui oleh banyak orang. Ada berbagai macam kegiatan yang bisa dilakukan selama ngabuburit, seperti bermain game, menonton acara televisi, atau mengobrol dengan teman-teman. Namun, pada kenyataannya, tidak semua kegiatan selama ngabuburit mendapat persetujuan dari semua pihak. Sebagian orang merasa bahwa kegiatan-kegiatan yang dianggap sebagai hiburan selama ngabuburit tidak sesuai dengan nilai-nilai keagamaan yang seharusnya diterapkan selama bulan puasa.

Namun, sebenarnya ngabuburit bisa dijadikan momen yang tepat untuk mengombinasikan antara hiburan dan ketaatan dalam menjalankan ibadah puasa. Kegiatan yang dilakukan selama ngabuburit dapat dipilih dengan bijak, sehingga tidak melanggar nilai-nilai agama. Sebagai contoh, kegiatan bermain game bisa digantikan dengan membaca Al-Quran atau berdoa. Menonton acara televisi bisa diganti dengan menonton kajian keagamaan atau ceramah agama. Dan mengobrol dengan teman-teman bisa diganti dengan berdiskusi tentang nilai-nilai keagamaan atau saling berbagi pengalaman selama berpuasa.

Dalam konteks keagamaan, ngabuburit juga bisa dimaknai sebagai sarana untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah. Dengan berkumpul dan berinteraksi satu sama lain, orang-orang dapat mempererat ikatan persaudaraan yang ada di antara mereka. Ngabuburit bisa dijadikan kesempatan untuk saling berbagi pengalaman, saling mengingatkan tentang kewajiban selama berpuasa, dan saling mendukung dalam menjalankan ibadah.

Dalam kesimpulannya, ngabuburit bisa menjadi kegiatan yang bermanfaat dan menyenangkan jika dilakukan dengan bijak dan sesuai dengan nilai-nilai agama. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama ngabuburit sebaiknya tidak melanggar prinsip-prinsip puasa, melainkan mendukung terlaksananya ibadah dengan baik. Sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, kita harus dapat memilih kegiatan selama ngabuburit yang sesuai dengan etika dan moral yang diinginkan dalam ibadah puasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun