Aku tak pernah merasa lelah untuk menanam bunga-bunga di dalam dadamu, agar tempat ini tak menjadi ruang yang kosong dan mengabu bersama waktu yang berlalu atau terpaksa pergi karena tak mampu menjadi bagian dari dirimu. Biarkanlah bunga-bunga yang kudirikan bersama Tuhan, tumbuh dan berkembang menjadi penunjuk arah, menuju tempat di mana mentari berdiri, yang nanti akan kita petik bersama saat senja tiba. Atau, mungkin kau akan menamai tempat itu dengan namaku, "Aku ingin menjadi senyum bagi mereka yang mencari kebahagiaan," ucapmu.
Tentu saja, kau akan menjadi tempat berteduh dari hujan, menjadi cahaya pada saat kau merasa dingin, menjadi penjaga dari semua jawaban, menjadi penggerak dari setiap tujuan, dan tentu saja, kau akan menjadi senyum dari segala hal yang ditemukan. Oleh karena itu, untuk kali ini, biarkanlah Tuhan yang menanam bunga-bunga di dalam dadamu, Sayang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H