Buku ini kau pinjam
untuk dituliskan segala kehilangan
yang disisipi kata-kata harapan
agar kucari di tiap ingatan
agar dibuka lagi lembaran kisah paling belakang
agar terbaca lagi kisah roman picisan;
perasaan yang berdamai dengan keadaan
pada sampulnya yang koyak
kau gambar hati tak utuh
karena separuhnya merantau jauh
ingin melupakan atap tempat ia berdoa
sengaja kau gambar serupa
untuk mengingatkan ada warna
yang jadi rona pada senja
untuk mengulang mimpi
yang dulu dipaksa menepi
"Buku ini tak pernah kupinjam, Sayang, ia hanya ingin kembali pada hati," katamu, sembari memeluk erat di dada sebelah kiri, tempat doa-doa yang tak sempat selamat.
Buku ini kau kembalikan
berisi coretan keinginan
hurup-hurup berjajar rapi
seolah mengabarkan pada hati
ada hitam yang menunggu putih
ada jeram yang berharap riak lagi
ada bunga yang menunggu musim semi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H