Negeriku yang katanya miniatur Surga
Kini tak lagi terlihat gagah perkasa
Ia semakin kehilangan jati dirinya
Sebab terseret derasnya arus media
Yang Jawa kehilangan Jawanya
Yang Sunda terkikis Sundanya
Yang Bugis kian luntur Bugisnya
Yang Batak semakin terkubur Bataknya
Gagah burung garuda, hampir tergantikan unta
Maraknya cadar menelanjangi anggunnya kebaya
Lidah kian kaku berucap "Aku", tapi fasih berkata "ana"
Ya ampun, semakin sempit akal dan hati mereka
Wahai Tuhanku
Apa yang terjadi pada Negeriku Indonesia
Rakyatnya tak lagi mampu membedakan antara "manis" dengan "gula"
Hingga mereka tak bisa memilah mana substansi, dan mana Budaya
Aku lihat Sang Garuda hinggap di rapuhnya ranting peradaban manusia
Ibu Pertiwi menangis sendu seiring tenggelamnya senja
Tiba-tiba aku tersontak kaget di tengah gulita
Kudengar tawa Sang Garuda, Seraya berkata; "memang kamu siapa, begitu lancang menulis tentang Indonesia? Jangankan kamu, Tuhan saja tak dihiraukannya.
3, Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H