Berdarah sukma jati raga penikmat sastra
Berkulum berbica manis seakan unggul
Wahai gadis berwajah imut bangkit
Tunjukan lembaran -lembaran kata
Utaian sajak berbuah manis
Kau cabik-cabik akar duniawi
Tak butuh celotehmu
Masih pantas di sebut perwira bangsa
Kosa kata dalam kalimat diri ini bukan siapa-siapa
Kering sudah pena biru bertabur ricuh
Bangga dari mana bisa disebut
Roh-roh dan Iblis bersemayam dalam jiwa
Naluri raga tersimpan pasung kehampaan
Irikah tidak, namun lihat sekitarmu
Aku hanya berbalut pemulung kata.
Karawang, 13 Agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H