Mohon tunggu...
Riandi Wibowo
Riandi Wibowo Mohon Tunggu... -

Pemulung ditanah beta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kata Miskin cederai Rakyat yang Punya Semangat Prihatin

5 Juni 2013   12:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:30 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam rubrik bahasa harian Kompas, F. Rahardi bilang “dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata miskin berarti tidak berharta; serba kekurangan (berpenghasilan sangat rendah). Kemiskinan berarti hal miskin; keadaan miskin”. Mutlak bahwa kata ini sangat bertentangan sekali dengan fakta yang sesungguhnya melekat pada pada diri kita sebagai warga negara Indonesia Raya. Tidak pernah berhenti diri ini sebenarnya selalu diingatkan untuk sadar oleh karya besarnya Bapak W.R Supratman yaitu lagu kebangsaan, Indonesia Raya. Seharunya lagu kebangsaan ini bukan hanya sekedar ucap dibibir saja, tapi arti dan maknanya mesti dindepkankan dalam-dalam dengan sepenuh hati dan jiwa. Harus diakui dengan keakuan tanpa perlu diikrarkan bahwa ini Tanah Airku.

Makam Pahlawan adalah bukti nyata yang seolah tidak bisa menyentuh hati .Tidak sadar, adanya selalu menuntun cakrawala kita bahwa bangsa ini benar-benar kaya dengan darah-darah semangat patriotisme, semangat Bhineka Tunggal Ika dan pengorbanan untuk rela mati berdiri dari pada hidup bersujut. Saya setuju kalau Presiden dan semua abdi negara itu mestinya dilantik dimakam pahlawan. Supaya semangat dan pengorbanan mereka bisa bersarang dihati dan jiwa.

Kesepakatan Rapat Setgab yang dipimpin oleh Wakil Presiden untuk menaikan harga BBM, mengusulkan empat kompensasi diantaranya Beras MISKIN dan Bantuan Siswa MISKIN, (www.kompas.com- setgab dukung kenaikan BBM, usulkan empat konpensasi oleh indra akuntono, 05/06/13). Lagi-lagi konpensasi yang disanding dengan kata miskin, seperti Bunga Mawar elok diharap tapi menusuk kalbu. Bukankah UUD’45 bilang bahwa Bumi, Air dan kekayaan Alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Coba amati dan perhatikan dengan jelas, buka lebar-lebar mata, pendengaran dan hati. Pengemis dan pemulung dipinggiran jalan tidak pernah mengiba supaya dicintai oleh negara ini, mereka kuat dalam keprihatinan, tegar dengan menangisi kenyataan dalam hati.

Harusnya rakyat berhak menuntut tiap jengkal tanah airnya, tiap hasil eksplorasi alam, dan sebagainya. E-KTP mestinya bukan sekedar identitas pribadi warga negara. Tapi jadi kartu ATM yang bisa buat gesek duit. Jika terealisasi baru namanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Bukti kebenaran telah diamalkan dengan sebenar-benarnya bahwa Bumi, Air dan Kekayaan Alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara untuk kemamkuran rakyat. Kemakmuran yang tidak mengenal kaya,miskin,malas,semangat,bodoh,pintar,suci,hina,koruptor,pahlawan, preman,prajurit dan sebagainya. Semua duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dalam satu payung hukum negara NKRI yang bersemboyan bhineka tunggal ika.

TUHAN jadikan kami kehendeka-MU, Tanah Air ini yang seperti Surga-MU

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun