Mohon tunggu...
Riandi
Riandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Anak kampung yang jatuh cinta pada sastra adalah saya. Komedi? Saya suka sekali. Mari bersua di @riandi_08

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Debu

15 Oktober 2021   14:05 Diperbarui: 15 Oktober 2021   14:07 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Debu. | Sumber: pixabay.com

Suaranya hilang, busuk, berulat, berbau
Wangilah selagi hidup, jangan makan debu
Nadir-getir lantas melipir
Lengkungan bibir simetri
Aih, tak ada yang peduli

"Clak-clak" menumbuk tanah kering berdebu
Tak ternilai di kertas
Tak terjamah di tanah
Sudahlah, ini tak akan membuatmu jadi bedebah
Debu kini berpisah

Riandi, 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun