Mohon tunggu...
Riandi
Riandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Anak kampung yang jatuh cinta pada sastra adalah saya. Komedi? Saya suka sekali. Mari bersua di @riandi_08

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Mengheningkan Rasa

29 Juni 2021   07:15 Diperbarui: 29 Juni 2021   14:22 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrated by pixabay.com

Takut, trauma, tak berani,
Menggerogoti sewindu tanpa henti.
Tersiksa-kurekatkan dengan tawa,
Sengsara-kusucikan dengan do'a.

Melihat perempuan kuketakutan.
Gemetar, kumpulan air akan bercucuran.
Memori kelam kembali berputar di kepala,
Takut tiba, trauma membuntutinya. 

Hingga waktu tiba di bulan Juni.
Saat hujan kembali mengguyur ranting kering pohon itu,
Aku mulai membuka jalan ke muara rasa,
Mencoba berdamai dengan rasa yang pernah terinjak kaki Gajah sumatra.

Terima kasih, puan yang di sana.
Kau yang membuat hati ini yakin akan ketidakyakinan yang kerap kali gentayangan.
Jas hujan, seblak yang menjelma jadi bakso, hingga kursi sore yang menentramkan jiwa. Ahahaha...

Puan, aku ingin menjadi keramaian dalam heningmu,
Aku ingin menjadi penyebab setiap tawa bahagiamu,
Puan, izinkan aku menikahi kesunyianmu.

Pilot Tutut & Manis Tutut
Dunia Eror, 29 Juni 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun