Sampah dapat ditemukan di mana-mana. Tanpa dicari akan datang sendiri apabila dibawa arus air sungai. Hal ini sering terjadi di setiap daerah di Indonesia, terutama di daerah perkotaan. Salah satunya adalah kota Medan. Di Medan sangat mudah menemukan sampah di aliran air.
Padahal dampak dari limbah ini sangatlah jelas. Contohnya jika terjadi hujan deras selama lebih kurang satu jam, air sudah menggenangi banyak jalan di Medan. Ini mengakibatkan kemacetan luar biasa sehingga mengurangi waktu produktif. Belum lagi dampaknya terhadap kesehatan dan lain sebagainya.
Dampak dari sampah ini bukan hanya dirasakan masyarakat Medan sendiri. Dampak nya sangat besar terhadap masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir menerima kiriman sampah dari Medan melalui sungai. Pesisir Percut Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu korbannya. Di Percut terdapat aliran sungai dari Medan.
Karena sisa-sisa produk tersebut membuat pesisir Percut tidak bersih. Kiriman-kiriman tidak pernah berhenti menghampiri.  Tentu hal ini dapat membuat pencaharian nelayan semakin sedikit. Hal ini dapat terjadi karena  sampah kiriman tersebut banyak menumpuk di hutan Mangrove. Sementara hutan Mangrove adalah tempat berkembang biaknya berbagai macam biota laut seperti ikan, kepiting, udang dan lain-lain.  Karena sampah memasuki hutan Mangrove ini, maka biota laut akan berkurang akibat tempat berkembang biaknya telah tercemar sehingga mempengaruhi hasil tangkapan menjadi semakin menurun.
Kondisi di Percut ini merupakan fakta saat penulis melakukan penanaman Mangrove di Percut seminggu yang lalu. Banyak sekali sampah di wilayah hutan mangrove.
Jika kondisi ini dibiarkan, maka berdampak pada perekonomian Nelayan. Kemudian lingkungan semakin parah, hutan mangrove akan semakin rusak. Juga berpengaruh kembali ke Kota, yaitu akan semakin berkurang dan langkanya ikan beserta hasil laut lainnya. Sehingga masyarakat Kota sulit mendapat ikan segar. Siapa sih yang tidak mau makan ikan segar. Apabila terus menerus seperti ini, maka generasi penerus akan puasa ikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H