Mohon tunggu...
Rian Budianto
Rian Budianto Mohon Tunggu... -

Seorang yang tak berharap menjadi setinggi langit, dan tak ingin menjadi serendah tanah. Hanya ingin memberikan yang terbaik, tanpa berambisi untuk menjadi yang terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tulisan Kecil Sang Anak Tentang Ayahnya

19 Mei 2012   14:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:05 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayahku hanyalah seorang yang biasa-biasa saja, namun sikap sederhananya yang membuatnya luar biasa di mataku.

Ia tak pernah marah kepadaku, adikku ataupun Ibuku. Jika kita melakukan sebuah kesalahan, Ia hanya menegur dan mengingatkan,  dengan sikapnya yang ramah dan kata-katanya yang lembut.

Ya, Ia tak pernah memakai kekerasan dalam mendidikku dan adikku. Dan itu berlangsung dari mulai aku kecil hingga besar sampai saat ini. Subhanallah.. Alhamdulilah..

Cintanya dan kesetiaanya kepada Ibuku begitu besar dan abadi. Buktinya, sampai sekarang Ia tak pernah melirik apalagi mencintai wanita lain. Padahal, Ayah dan Ibuku terpisah jauh hampir 3 tahun lamanya. Itu dikarenakan Ibuku beberapa tahun yang lalu bekerja sebagai TKW di Abu Dhabi. Namun, saat ini Alhamdulillah Ibuku sudah pulang ke Indonesia dan kembali berkumpul bersama keluarga kecilnya disini.

Ayahku lebih memilih mencari banyak cara untuk membahagiakan kita anak-anaknya.  Terlebih lagi saat Ibuku berada jauh disana. Terkadang jika kita sedang tak punya uang, hanya cukup untuk makan satu porsi saja, Ia lebih memilih untuk berpuasa atau hanya makan mie rebus saja, dan itu Ia lakukan agar kita anak-anaknya bisa makan dan tak merasa kelaparan.

Keikhlasan dan kesabarannya sungguh takkan pernah terukur, kebaikan dan ketulusannya sungguh takkan pernah terganti.

Maafkan anakmu ini Ayah, mungkin sampai detik ini, anakmu belum bisa membahagiakanmu.

Mungkin sampai detik ini, anakmu masih sering menyakiti hatimu.

Mungkin sampai detik ini, anakmu masih merepotkan dan menyusahkanmu.

Andai engkau tahu Ayah, saatku berada jauh darimu, aku selalu merindukan hadirmu.

Andai engkau tahu Ayah, aku sangat bahagia dan bangga memiliki Ayah sepertimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun