Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Slow Living di Tengah Hujan: Hangatnya Bubur Putih dan Kehangatan Tetanggaku

23 Desember 2024   19:53 Diperbarui: 23 Desember 2024   19:53 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Campur santan, gula pasir, dan air: Foto Dokumen Pribadi

"Slow Living di Tengah Hujan: Hangatnya Bubur Putih dan Kehangatan Tetangga"

Hidup slow living di rumah saja itulah pilihanku akhir tahun 2024 ini. Ya, seperti biasa sisa putra keduaku masuk perguruan tinggi di Semarang dan sisa wisuda putra pertamaku wisuda masih terasa. Fisik masih lelah. Uang tabunganpun menipis.

Wajar sih lelah. Pertengahan Agustus 2024 kami ke Semarang dalam waktu 6 hari bolak balik Semarang, Jakarta, Padang Panjang. Terus akhir Agustus selama 6 hari pula mempersiapkan wisuda, mengikuti wisuda si sulung, dan bolak balik lagi Jakarta, Padang Panjang.

Jatah cuti tahunan pun cuma 12 hari. Pas dah untuk kedua putra tercinta. Bolak-balik Jawa Sumatera tentu modalnya juga gede dong. Tambah biaya sewa kost, kebutuhan mereka di kost, dan kebutuhan persiapan wisuda. Habis dari Jawa lanjut bercengkrama indah penuh tawa bersama anak-anak muridku di sekolah. 

Lelah pun hilang manakala mereka dengan semangat bertanya, " Bu guru ke mana aja. Cerita dong. Kami ikutin terus lo SW (status whatsUp) Bu guru." Antusias mereka. Alhamdulillah diberi Allah kemudahan sesuai janjinya dalam Surah Al-Insyirah: "Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan" (QS. Al-Insyirah: 6).

Meski habis-habisan tapi aku bersyukur, bisa memberikan pendidikan untuk anak pertamaku sarjana. Semoga Ibu di alam sana dan Ayah turut bangga karena aku anak sulung mereka juga mengikuti jejak ketangguhan mereka. Melahirkan cucu pertama sarjana untuk mereka. Allohummaghfirli wali-wali daiyya...

Maka untuk berhemat aku memutuskan slow living tahun ini di rumah saja. Slow living di rumah adalah caraku menikmati kesederhanaan dengan penuh kesadaran. Aku berusaha mengisi hari-hariku dengan hal-hal yang membuat hatiku tenang, seperti membaca platform favorit ini, menanam bunga di halaman kecil, menyeduh teh hangat sambil mendengar hujan.

Ya. Tanpa terburu-buru, aku menemukan kebahagiaan dalam rutinitas sederhana: memasak makanan dari bahan segar kacang panjang, merapikan rumah dengan cinta, dan menikmati waktu bersama keluarga kecilku. Aku, suami, dan si bungsu. Abang pertama dan kedua seperti ceritaku di atas masih di Jawa, Semarang dan Jakarta.

Di tengah dunia yang serba cepat, rumahku menjadi tempat perlindunganku untuk melambat, merenung, dan benar-benar menikmati hidup. Aku juga menulis di platform kesayanganku. Pun melambat karena lagi menikmati slow living.

Di kotaku saat ini lagi musim hujan pula. Hujan datang dengan deras disertai intensitas angin kencang dan udara pun terasa dingin menusuk. Hujan deras sering terdengar mengetuk jendela, membawa suasana syahdu yang mendorongku untuk lebih banyak berdiam di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun