Siswa yang secara konsisten melanggar aturan sekolah, bahkan setelah diberikan sanksi atau teguran, perlu mendapatkan perhatian khusus. Ketidakpatuhan ini bisa berkembang menjadi perilaku kriminal jika tidak ditangani dengan cepat.
4. Kecanduan pada Hal-Hal Negatif
Keterlibatan siswa dalam aktivitas seperti penggunaan narkoba, merokok, gaya hidup bebas, atau kebiasaan buruk lainnya seperti suka berpacaran, bisa menjadi tanda awal masalah serius. Lingkungan pergaulan sering menjadi faktor utama yang memengaruhi perilaku ini. Maka siswa ini perlu karantina dan pendampingan yang baik.
5. Pola Komunikasi yang Mengkhawatirkan
Siswa yang sering berbicara tentang tindak kekerasan, kematian, atau merasa tidak berharga menunjukkan adanya tekanan emosional yang mendalam dalam diri siswa ini. Dalam kasus ekstrem, hal ini dapat berujung pada tindakan melukai diri sendiri atau orang lain tanpa disadari..
6. Isolasi Sosial atau Menarik Diri
Psikolog juga mencatat bahwa siswa yang cenderung menyendiri dan enggan berinteraksi dengan teman-teman bisa menjadi tanda bahaya. Meskipun tidak selalu menunjukkan potensi berbahaya, isolasi sosial sering kali terkait dengan perasaan depresi atau gangguan mental lainnya.
7. Perubahan Perilaku yang Drastis
Perubahan mendadak dalam perilaku, seperti dari seorang siswa yang ceria menjadi pendiam atau sebaliknya dari pendiam menjadi ceria. Ini patut diwaspadai. Perubahan ini sering kali merupakan respons terhadap tekanan atau masalah yang mereka alami.
Bagaimana Guru dan Orang Tua Harus Bertindak?
Jika menemukan ciri-ciri di atas, langkah pertama yang harus dilakukan adalah berdiskusi secara terbuka dengan siswa tersebut. Tunjukkan empati dan cari tahu apa yang mereka rasakan. Selanjutnya, libatkan pihak sekolah, termasuk konselor atau psikolog, untuk memberikan bantuan yang lebih terarah.