Seperti rasa kurang diperhatikan di atas akan menguar seiring berubahnya kelas menjadi heboh buat kita guru, namun asyik bagi mereka murid. Guru jangan sampai terbawa suasana heboh pula ya. Setelah semua kegemaran tervalidasi, lanjut ke langkah strategi pembelajaran berikutnya.
Ketiga, Gunakan Humor Secukupnya Saja
Humor yang tepat dapat mencairkan suasana kelas dan chamistery antar guru dan siswa. Humor juga membuat siswa lebih rileks. Selain itu dapat membangun kepercayaan mereka siswa kepada gurunya.
Dalam hal ini saya awal masuk kelas rada tegas. Biasanya jam saya masuk kelas pukul 10.30 WIB. Usai istirahat pendek. Kelas biasanya banyak sampah plastik sisa mereka makan snack.
"Wah, sepertinya kita bakal jadi nih naik pesawat ke luar negeri buat jalan-jalan. " Mereka pun menatap heran kepada saya.Â
"Ya, coba lihat area kekuasaan Ananda. Di bawah meja kursi, di kiri kanan meja kursi, dan depan belakang meja kursi. Duh... banyak sekali uang yang bisa kita hitung!" Mereka pun beralih menatap sekeliling mereka.Â
"Yah, satu sampah 1000! Dalam hitungan 3 mundur. 3..." Teriak saya sambil tersenyum. Mereka beraksi dengan cepat mengambil sampah sambil berkomentar, "Sumpah deh, ini sampah siapa?"
Dalam sekejap pun humor uang vs sampah membuat kelas menjadi bersih. Untuk mengembalikan jantung mereka ke normal lagi, sayapun mengajak mereka bertepuk tangan sejajar jari sambil tersenyum lalu bersorak horeeee!
Chamistery itu sangat manis untuk pertemuan selanjutnya. Ketika mereka melihat saya di pintu, semua kegiatan terhenti dan mereka spontan memeriksa sekitarnya, apakah ada sampah?
Mereka masih anak-anak yang semau dan semudah gue. Mereka digiring peduli sampah dan lingkungan dengan chamistery di atas. Asyiknya lagi...mereka tak merasa dihakimi. Saya tahu, itu bukan sampah mereka. Tapi sampah teman dari kelas lain yang tak belajar dengan saya.
2. Kolaborasi Antarguru