Setelah razia selesai, Bu Indah memanggil Dafa dan Riza ke ruang pembimbing. "Kalian tahu aturan di sini. Rokok dilarang keras, apalagi menyembunyikannya seperti ini. Kami akan menghubungi orang tua kalian," tegasnya.
Dafa dan Riza menunduk, tak mampu berkata-kata. Ada rasa malu, takut, dan penyesalan yang bercampur di benak mereka berdua.
Esok harinya, berita tentang razia dan temuan rokok tersebar luas di asrama dan sekolah. Bagi yang lain, kejadian ini menjadi peringatan keras bahwa aturan harus dipatuhi. Bagi Dafa dan Riza, ini adalah pelajaran pahit yang tak akan mereka lupakan.
Setelah diusut, Dafa dan Riza ternyata pengedar rokok di asrama. Mereka pun memperjualbelikan rokok di asrama dan sekolah. Alasan mereka melanggar karena merasa bosan di asrama.
Kebosanan adalah tantangan serius yang dapat memengaruhi perilaku anak, baik di rumah maupun di sekolah. Ketika anak tidak memiliki aktivitas yang menarik atau konstruktif, mereka cenderung melampiaskan energi melalui perilaku negatif.
Di rumah, kebosanan dapat menyebabkan tindakan agresif terhadap saudara atau orang tua, seperti kasus MAS Lebak Bulus Jakarta Selatan baru-bru ini. Ia menjadi anak yang bersinggungan dengan hukum pidana. Kebosanan belajar, memicu MAS melakukan tindak kriminalitas hukum berupa penghilangan nyawa Ayahnya, Neneknya, dan Ibunya harus mendapat perawatan rumah sakit akibat luka bacok oleh MAS.
Sementara itu, di sekolah, kebosanan berisiko memicu kenakalan seperti perundungan, bullying dengan menyebut teman bencong bila tak mau merokok atau melakukan kerusakan fasilitas.
Situasi ini dapat diperburuk oleh kurangnya perhatian dari orang tua di rumah, guru di sekolah, pengasuh di asrama. Apalagi bila ada pola asuh yang otoriter, atau lingkungan sekolah yang monoton. Terjadilah anak bosan. Merekapun sampai inisiatif menjual rokok.
Anak sangat membutuhkan stimulasi berupa kegiatan kreatif dan dukungan emosional. Program yang melibatkan seni, olahraga, atau permainan edukatif dapat menjadi solusi dalam mengatasi kebosanan mereka. Orang tua, guru pengasuh, dan guru di sekolah harus bekerja sama menciptakan lingkungan yang mendukung eksplorasi positif untuk mencegah kebosanan berkembang menjadi perilaku destruktif.
Dengan pendekatan yang tepat, kebosanan dapat dikelola sehingga anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang sehat baik secara mental maupun emosional.
Untuk mencegah kebosanan berkembang menjadi perilaku negatif, penting membahas upaya-upaya secara rinci: