Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengurai dan Menghilangkan Overthinking Melalui Zikir dan Doa: Kenali Overthinking

23 November 2024   17:35 Diperbarui: 23 November 2024   20:24 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penutup

Menghadapi overthinking dengan pendekatan Islam adalah tentang memperbaiki hubungan dengan Allah, memahami bahwa segala sesuatu terjadi atas izin-Nya, dan menjaga keseimbangan hati melalui ibadah. Dengan cara ini, seseorang dapat menemukan kedamaian dan tidak lagi terjebak dalam kecemasan yang berlebihan.

Bayang-Bayang di Tikungan Jalan

Keesokan harinya, Aria kembali ke tikungan jalan  itu. Kali ini di siang hari. Langit cerah, tanpa kabut apalagi rintik hujan. Ia memarkir mobil di tepi jalan, lalu berjalan pelan ke tempat kecelakaan terjadi setahun yang lalu. 

Jejak trauma masih terasa di sana, meski tidak ada bekas nyata kecelakaan. Namun, baginya, setiap inci jalan itu adalah saksi dari malam yang merubah hidupnya.

Di tangan Aria tergenggam seikat bunga lili putih. Dengan hati-hati, ia meletakkannya di pinggir jalan, tepat di bawah pohon besar tempat pengendara motor itu berhenti untuk terakhir kali.

Ia menutup matanya, mengingat wajah pria itu—orang yang tak pernah ia kenal namun selalu menghantui pikirannya.

“Maafkan saya, semua atas izin Allah” bisiknya pelan. Suaranya hampir tak terdengar di antara desiran angin.

Aria tidak tahu apakah pria itu akan memaafkannya, atau apakah ia benar-benar bersalah. Tapi, ia tahu, langkah ini bukan tentang mencari pengampunan, melainkan tentang mengampuni dirinya sendiri.

Hanya dengan ini ia bisa melanjutkan hidupnya tanpa bayangan yang terus menghantuinya. Saat ia berdiri, seorang pria paruh baya dengan seragam sederhana mendekatinya.

“Sedang apa di sini, Nak?” tanyanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun