Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Icebreaker dan 5 Strategi Guru dalam Menciptakan Kelas yang Menyenangkan

14 November 2024   10:45 Diperbarui: 15 November 2024   06:42 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi alat peraga guru dua teks beda | Foto Dokumentasi pribadi

Untuk mengajarkan kohesi dan koherensi melalui simulasi, guru dapat mencoba "Simulasi Penyunting Teks."

Dalam simulasi ini, siswa berperan sebagai editor yang ditugaskan untuk memperbaiki sebuah artikel yang kurang kohesif dan koheren. Guru membagikan teks acak yang kalimatnya kurang teratur atau ide-idenya melompat-lompat.

Tugas siswa adalah mengidentifikasi kalimat atau paragraf yang tidak tersusun dengan baik, kemudian menyusunnya kembali agar alur pemikiran menjadi logis. Setiap kalimat terhubung secara efektif.

Dengan cara ini, siswa belajar memperkuat keterkaitan ide dalam sebuah teks secara langsung dan memahami pentingnya kohesi dan koherensi dalam penulisan.

Ilustrasi Paragraf dalam gambar alat peraga | Foto Dokumentasi pribadi
Ilustrasi Paragraf dalam gambar alat peraga | Foto Dokumentasi pribadi

5. Berikan Waktu untuk Pertanyaan dan Diskusi

Pastikan siswa merasa didengar dengan menyediakan waktu khusus untuk bertanya atau diskusi. Ini dapat meningkatkan rasa keterlibatan mereka.

Penerapan waktu khusus untuk bertanya atau diskusi bisa lho membuat siswa merasa didengar oleh guru. Apalagi murid kita sekarang cendrung manja. Sesi tanya jawab di akhir pelajaran dengan guru menyediakan 10–15 menit khusus untuk siswa yang ingin bertanya atau mengklarifikasi pemahaman mereka.

Misalnya, di akhir kelas, guru berkata, “Baik, sebelum kita akhiri pelajaran, ada yang ingin ditanyakan atau didiskusikan tentang materi hari ini dengan Ibu Guru?”

Hal ini memberi ruang bagi siswa yang mungkin belum memahami materi secara penuh.

Ilustrasi siswa menunggu pertanyaan dari teman sebaya saat diskusi-campur rasa | Foto Dokumentasi pribadi
Ilustrasi siswa menunggu pertanyaan dari teman sebaya saat diskusi-campur rasa | Foto Dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun