Misalnya, ketika seorang guru berkata, "Nah, rumus ini bukan untuk membingungkan kalian, tapi untuk membuat kalian jadi lebih bijak dalam menghitung uang saku!" Humor kecil seperti ini bisa mengurangi tekanan dan membuat materi terasa lebih dekat dengan kehidupan murid.
2. Murid yang Humoris, Tanda Lingkungan Sehat
Sebaliknya, jika murid yang menunjukkan humor, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka merasa aman dan nyaman di kelas. Ketika murid merasa cukup nyaman untuk membuat lelucon, itu berarti mereka percaya bahwa guru dan teman-teman mereka tidak akan menghakimi mereka.
Di lingkungan yang sehat ini, murid dapat mengekspresikan diri secara bebas, menjadikan humor sebagai cara mereka mengatasi kesulitan atau kebosanan belajar Bahasa Indonesia.
Kadang kala, ketika murid melontarkan guyonan sederhana, suasana kelas bisa seketika berubah menjadi hangat dan penuh tawa. Humor dari murid bahkan bisa menjadi "penghibur" bagi guru yang mungkin juga lelah menghadapi rutinitas mengajarnya.
3. Manfaat Humor untuk Kedua Sisi, Guru vs Murid
Dalam kenyataannya, humor tidak harus menjadi tanggung jawab mutlak seorang guru atau murid. Kedua pihak bisa saling berbagi peran humoris di dalam kelas.
Ada beberapa alasan mengapa humor dari kedua sisi, guru vs murid ini penting:
Pertama, Meningkatkan Konsentrasi dan Ingatan Siswa
Studi menunjukkan bahwa humor meningkatkan daya ingat dan konsentrasi. Ketika humor diselipkan dalam pelajaran, baik oleh guru maupun murid, materi cenderung lebih mudah diingat dan dicerna. Humor juga mengeluarkan hormon endorfin dalam diri guru dan siswa. Hormon ini menyehatkan.
Kedua, Mengatasi Stres dan Ketegangan