Sehat dan fit selama bulan Ramadhan tentu dong impian kita semua. Sehat badan, sehat jiwa, dan sehat kantongnya. He he he.
Sebelum Ramadhan kita musti miliki tradisi nabung. Keren Bun. Dasyat manfaatnya. Perkirakan berapa belanja dapur selama Ramadhan agar kita semangat berpuasa dan tak ada kendala saat sahur dan berbuka. Apalagi saat mo belanja.
Bun-Bun jangan cemas, rezki itu pasti ada. Allah sudah menjaminnnya. Dulu, saya honor di tahun 2006-an. Sebelumnya saya belum pernah menabung buat Ramadhan. Biasanya nabung saat mo lahiran, umrah, naik haji, jalan-jalan, tamasya, dan lebaran.
Eh tahun itu ada yang ajarin nabung untuk Ramadhan. Sayapun coba nabung. Biasanya pengeluaran kami buat makan di tahun 2006-an itu, 500 ribu per bulan. Saya coba nabung 500 ribu semester 1 dan 500 ribu lagi di semester 2 di tahun itu. Saya paksain Bunda, maklum guru honor.Â
Aduh, nikmat banget ternyata. Tiap hari saya bawa duit ke pasar 30 ribu tanpa pusing seperti tahun sebelumnya. Belanja buat sahur dan berbuka. Waktu itu saya cuma menghabiskan 25 ribu saja setiap sorenya. Bisa nabung lagi 5 ribu per hari. Lumayan buat infak di masjid.
Setelah akhir Ramadhan, saya cek, ternyata pundi Ramadhan itu masih bersisa 300 ribu lagi. Duh, senang banget. Saya tinggal memberikan infak itu ke masjid.
1 orang x  2.000 infaq x 30 hari satu bulan Ramadhan = 60.000 per kepala kami berinfaq.
60.000 x 5 orang kami sekeluarga = 300.000,-
Sejak itu, begitu tiap tahun pengelolaan uang Ramadhan kami. Hingga sekarang 100 ribu per hari saya bawa ke pasar, sisa 10 ribu atau 5 ribu. Masuk celengan. Nanti infaq buat masjid di kampung.
Pola tradisi nabung di atas sangat menyehatkan saya selaku ibu rumah tangga. Nggak pusing lagi buat mikirin uang harian selama Ramadhan. Tinggal ambil persediaan di tabungan.
Bun, minggu pertama puasa emang jajan kita gede. Mengapa? Karena awal Ramadhan. Nafsu makan tinggi. Apalagi suami dan anak. Tapi seiring waktu, nanti pasti hemat kok, Bun.
Minggu kedua, lebih hemat, minggu ke tiga, lebih hemat lagi, apa lagi minggu keempat. Tanpa takjil pun anak-anak sudah doyan puasa. Inilah nikmat sehat kantong di bulan Ramadhan.
Di bulan Ramadhan, belum pernah saya dan keluarga turun berat badan. Malah nambah. Biasa makan kami cuma sekali sehari karena sibuk, eh Ramadhan 2x tambah pula jus dan takjil. Tentulah sehat dan fit banget. He he he.
Semua itu tentu berkat nikmat kantong sehat, Â nikmat menabung, tentu membuat saya fit. Fit lahir batin. Selalu tersenyum bahagia saat memasak makanan buat sahur dan berbuka. Sehat dan fitnya kita akan menular pada makanan yang kita masak hingga membuat fit pula anak dan suami yang memakannya.
Nggak percaya juga Bunda? Tahun depan cobain ya. Nabung di luar bulan Ramadhan untuk Ramadhan. Niatkan sengaja aku menabung untuk belanja di bulan Ramadhan karena Allah dan sisanya buat infak ke masjid ya  Allah. Aamiin YRA.
Dijamin sehat dan fit selama Ramadhan , Bun.
Berkah di bulan Ramadhan itu, nikmat berbuka. Semua makanan yang tersaji nikmat. Mengapa karena pikiran kita positif. Bulan suci Ramadhan menghilangkan pikuran negatif.
Berkah bulan Ramadhan kita cukup berolah raga dengan tarawih, tahajjud, dan witir. Akan semakin sehat lho Bunda bila kita juga shalat dhuha. Shalat dhuha sedekah terbaik untuk tulang kita, rezki kita, dan kesehatan kita. Tradisikan 2 rakaat dulu. Ingat, salah satu pintu surga bernama dhuha.
Konon kita yang rajin dhuha akan masuk surga lewat pintu dhuha. Tanpa dihisab atau ditanyai. Dhuha pintu tol tanpa kartu bagi yang ingin instan masuk surga. Nikmat Allah mana lagi yang kamu dustakan?
Berkah Ramadhan dipermudah Allah tidur, bangun, dan sahur. Begitu nikmat bagi kita ibu-ibu memasak sore buat buka dan masak di waktu dinihari buat sahur. Tetap sehat dan fit. Apalagi jika dikurangi makan yang manis.
Bun, kami tinggal di Padang Panjang dengan udara sejuk. Kota kecil yang ramah bahan pangan. Buah-buahan banyak dan murah. Sayurpun banyak. Kuliner masakan murah juga banyak sehingga tak ada alasan kami tak sehat.
Sehat dan Fit Selama Ramadhan sebetulnya tergantung kesiapan mental kita menyambut Ramadhan. Sambut dengan gembira, menabunglah, bersedekahlah meski cuma 1000 per hari, rajin beribadah, dan berbaik sangkalah kepada Allah.
Berprasangka baik kepada Allah merupakan pengakuan seorang hamba pada Sang Pencipta bahwa apa saja yang sudah menjadi ketetapan Allah adalah baik bagi dirinya.
"Aku bersama prasangka hambaku dan Aku akan selalu bersamanya. Selama dia mengingat-Ku maka Aku akan mengingatnya di dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dengan begitu banyaknya, maka Aku akan mengingatnya lebih banyak darinya. Dan apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Dan apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku akan mendekatinya dengan berlari" ( Riwayat Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Tirmidzi ).
Nah, Mari berbaik sangka agar jiwa raga kita sehat dan fit selama Ramadhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H