Penyedap buatan tentu tak asing bagi kita. Terutama kaum wanita. Tepatnya Ibu Rumah Tangga (IRT). Sebab, IRT-lah yang menangani soal makanan di rumah.
Ada beberapa makanan memang tak bisa tak pakai penyedap. Takkan enak dan takkan berasa. Seperti mie instan, mieso, pangsit, pecal, dan beberapa jenis jajanan berat lainnya.
Ketika saya membeli mieso di salah satu kedai mieso, biasa saya panggil Uncu, ia berujar bahwa mieso tak enak jika tak diberi penyedap. Rasa mieso kurang kuat jika hanya mengandalkan kecap manis, cabai, saus sambel, dan beberapa tetes cuka.
Inilah alasan kita mengapa masakan rumah lebih enak daripada dibeli. Namun, kadang kita sibuk sehingga terpaksa beli yang masak. Enak, namun menimbulkan reaksi pada tubuh kita.
Reaksi apa saja yang biasa muncul karena makanan memakai penyedap buatan? Ini dia reaksi yang pernah saya dan keluarga alami. Sungguh tersiksa. He he he.
Pertama, bibir jontor dan semua anggota tubuh bentol-bentol. Biasa kita sebut alergi. Awalnya gatal dan panas di sudut bibir. Karena gatal, digaruk. Bentol deh. Akan reda dengan berendam air dingin atau suam kuku.
Duh, malu sekali jika bibir jontor dan mata bengkak. Sayangnya, alergi ini juga menular kepada anak-anak saya. Pernah si dedek jajan di kantin, eh siap makan jontor semua. Minta dijemput dan pulang.
Kedua, produksi air liur bertambah dan air liur lebih encer. Ini pun tak nyaman. Mirip ibu-ibu hamil muda. Air liur encer dengan jumlah banyak tentu membuat repot harus meludah terus.
Kami sekeluarga tak bisa dibohongi atas makanan berpenyedap. Air liur saya dan anak-anak akan langsung encer dan berproduksi banyak. "Huh, air liurku jalang, ma," kata mereka protes.
Ketiga, bisa menimbulkan mual dan muntah. Beberapa kasus makan mie dengan bumbu berbagai rasa pada anak saya menimbulkan muntah-muntah. Duh, keluar semua isi perutnya jika bertemu penyedap tak tepat. Ia langsung munta-muntah.