Tahun ajaran baru tinggal beberapa bulan lagi. Biasanya berkisar Juni dan Juli. Tapi ada juga sekolah atau pesantren yang memulai Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada bulan Maret ini.
Jelang PPDB ini mulai berseliweran WA dari orangtua Siswa. Mereka tak segan meminta untuk memperbaiki nilai yang sudah final oleh guru semisal 80. Mereka ingin nilai tersebut diubah menjadi 90 guna mempersiapkan anak-anak PPDB pada sekolah impian mereka.
Kadang kala guru bingung mau memberi jawaban apa ketika hadir WA-WA tersebut. Biasanya, kalau saya dapat WA seperti itu, saya jawab bukan wewenang saya. Hal ini saya lempar saja kepada pihak pimpinan sekolah.
Entah berhasilkah mereka para orangtua ini melakukan perubahan atau tidak. Saya pun tak pernah mengikuti. Tentu tak ada asap jika tak ada api. Takkan ada permintaan jika tak ada peluang bukan?
Dalam hal perbaikan nilai di sekolah, dikenal dengan istilah remedial teaching. Program remedial adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada siswa yang belum menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan guru.
Program ini bermaksud mempertinggi penguasaan bahan ajar sehingga siswa diharapkan mampu mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan. Program ini alat untuk mencapai ketuntasan belajar yang nantinya berdampak baik bagi prestasi belajar siswa.
Layanan remedial diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan sekolah. Adapun kriteria ketuntasan ini berbeda-beda tiap sekolah. Ada 70, 75, dan 80.
Nah, ketika anak remedial, sudah tuntas mendapatkan nilai sesuai kriteria ketuntasan sekolah, misalnya 80, ternyata masih saja belum memadai bagi orangtua. Orangtua menginginkan menjadi 90. Inilah mentalitas orangtua jelang pendaftaran sekolah.
Mentalitas orangtua itu merupakan cara berpikir orangtua yang menganggap nilai tinggi sebagai faktor utama masuk sekolah. Ini mentalitas yang salah dan perlu diluruskan.
Bahwa nilai tinggi bukan satu-satunya penentu anak diterima di sekolah favorit. Tapi masih ada jalur prestasi dan jalur tahfizh Al Quran. Jika ada jalan lurus mengapa harus memilih jalan bengkok?