Mendidik anak memang kewajiban orangtua dan guru. Mendidik mereka terkadang mudah dan terkadang susah. Apalagi generasi Z dan Alpha yang sudah dibuai oleh kecanggihan gadget.
Kadang, ketika Mom dan Dad di rumah memanggil tak mereka dengar. Dihampiri, ternyata telinga disumpal earphone. Tentulah mereka tak mendengar panggilan orangtua karena telinga tertutup earphone.
Saya dan suami di rumah sudah bikin aturan, no aerphone ketika mereka memegang android. Oke, mereka patuh saat itu. Mereka menyerahkan aerphonenya. Namun, tak semua anak bisa kita kondisikan no aerphone.
Ternyata, mereka pintar. Aerphone satu disita, eh mereka beli lagi aerphone baru pakai uang jajan mereka. COD lagi. Keren dan kreatif mereka. Saya dan suamipun geleng-geleng kepala. Waduh, kena prank lagi.
Oleh karena itu, pengetahuan mendidik anak agar menurut kepada orangtua dan guru sangatlah penting dilakukan. Tak semua kita, orangtua paham betul cara mendidik anak dengan baik. Masih saja kita kadang tertipu.
Hal mendidik anak memang tidaklah mudah, bahkan ada perilaku anak yang membuat orangtua dan guru merasa stres, kesal, dan merasa gagal menjadi orangtua dan guru.Â
Ahli parenting dan psikolog anakpun mengakali bagaimana cara menyiasati anak-anak ini. Miller, salah seorang ahli parenting mengungkapkan bahwa berdasarkan apa yang kita lihat selaku orangtua merupakan hal penting yang harus disikapi.
Masalah anak menipu itu harus dicarikan solusi dan dilakukan pencegahan oleh orangtua dan guru. Cara berkomunikasi orangtua dan guru dengan anak perlu disiasati.
Pada saat menghadapi masalah seperti itu akan lebih mudah dipahami dan diterima si kecil jika kita berbahasa sesuai kondisi mereka saat bermain gadget.
Nah, bagaimana caranya agar anak mau mendengarkan perkataan orangtua dan guru baik saat dipanggil maupun saat diajak berbicara? Tips berikut bisa kita cobakan di rumah dan di sekolah.