Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mom, Ajari Anak Mencintai Diri Sendiri Sejak Dini agar Percaya Diri

27 November 2022   22:48 Diperbarui: 29 November 2022   20:27 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mom, mengapa Zia putih sedang aku hitam?"

Begitu pertanyaan seorang gadis kecil kepada mamanya suatu hari. Kebetulan saya juga mendengar pertanyaan anak itu. Saya tersenyum kepada gadis kecil bernama Rana itu.

"Mengapa Ante gemuk dan mama Rana kurus?" tanya saya kepada gadis kecil itu sambil tersenyum. 

Ia menatap saya dari atas sampai ke bawah lalu gantian menatap mamanya sendiri. Lalu ia tersenyum malu-malu. 

"Sini, duduk dekat Ante. Ante waktu kecil juga hitam. Malas mandi. Malas pakek bedak. Makanya hitam. Entar kalau Rana udah besar dan rajin mandi pasti berubah sawo atau kuning langsat. Manusia itu diciptakan Allah bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Ada mata sipit, orang Jepang, Cina, Korea, kan? Ada mata lebar, India kan? Nah kita orang Indonesia punya kulit putih dan kuning langsat juga sawo matang. Bukan hitam. Penyebutannya beda-beda lo Rana. Kulit putih dibilang cantik, kulit kuning dibilang kamek, dan sawo matang seperti kita dibilang manis. Coba lihat senyum Ante, manis kan? Orang berkulit manis seperti kita, makin dilihatin makin manis. Coba deh nanti di rumah, Rana bercermin sambil tersenyum, dandan, pasti manis."

Bibir mungil dengan senyum manis, hidung bangir agak mancung penanda sabar, mata jernih dengan bulu mata hitam dan alis hitam, tambah sorot mata tajam, penanda cerdas.

"Apalagi sayang. Kamu manis meski tak seputih Zia. Kamu juga lebih pintar dari Zia. Lari juga kencang dari Zia. Suara merdu dan pintar menyanyi. The best deh. Rayu saya kepadanya sambil menunggu anak saya keluar kelas. Oke. Pikirkan ucapan Ante tadi ya, sayang." Saya pun mencowel dagunya sambil tersenyum. Ia pun balas tersenyum. 

Penanaman cintai diri sendiri sangat penting ditanamkan pada siapa saja, apalagi anak-anak. Mereka sedang mencari jati diri.

Mencitai diri bukan sebatas rutinitas perawatan diri, namun mencintai diri sendiri adalah bagaimana cara kita memandang diri yang akan berpengaruh pada setiap aspek kehidupan kita.

Sebelum mereka mencapai usia dewasa, anak-anak perlu diajarkan apa itu mencintai diri sendiri dan bagaimana cara melakukannya.

Dengan begitu, anak ketika dihadapkan dengan pernyataan bahwa penampilan atau apa yang ada pada diri mereka itu buruk, tak putih, tak mancung,  mereka akan percaya diri dan siap menghadapi berbagai komentar negatif.

Bagaimana cara mom mengajarkan anak untuk mencintai dirinya sendiri? 

Mom harus percaya diri dulu sebelum mengajarkan anak untuk mencintai diri sendiri. Dengan cara berikut:

Pertama, menjaga diri atau memanjakan diri

Biasanya, anak akan mencerminkan tindakan orang tua terhadap dirinya sendiri. Ketika mom memandang diri sendiri positif, maka akan menjadi contoh pula untuk anak memperlakukan mom.

Mom boleh tunjukan pada anak bahwa menghabiskan waktu untuk perawatan diri, misal berendam di air panas, ke salon, shopping, atau melakukan hal yang disukai, adalah hal baik. Anak akan mengerti bahwa mengutamakan diri sendiri adalah penting.

Menjaga penampilan fisik perlu dan menghibur diri juga perlu. Misalnya rutin ke salon 1 kali sebulan. Shopping keperluan pribadi bersama anak. Tentu sesuai dana yang mom miliki.

Si bungsu sempat membuat saya senyum-senyum. Bersama teman sekolahnya pergi belanja ke swalayan. Bawa uang 20 ribu. Ketika mau belanja bingung. Beli apa ya 20 ribu-an. Ia pun memutuskan beli pensil dan beberapa coklat.

Kedua, akui perasaan anak

Adakalanya saat anak merasa tidak nyaman. Ia merasa tidak aman atau tidak percaya diri. Mereka akan meminta perlindungan kepada mom.

Bersembunyi di balik tubuh orang tuanya. Bila hal ini terjadi, cukup kita validasi perasaan anak. Akui perasaannya dulu. Bujuk ia dan nyatakan benar ada perasaan takut, minder, dan tak nyaman. 

Jangan memaksakan pola pikir positif dulu. Biarkan ia bercerita hingga tuntas. Emosi yang tervalidasi akan lebih mudah mom tangani.

Setelah itu, barulah bicarakan pola pikir positif dengan anak. Bagaimana cara menalangi sikap takut, minder, dan tak nyaman.

Ketiga, menilai diri sendiri

Anak perlu didorong untuk melihat ke dalam diri mereka. Mencari tahu bagaimana perasaan mereka akan diri sendiri. Berdiskusilah dengan anak akan pandangan mereka terhadap diri sendiri.

Diskusi ini akan membantu anak mengenal diri mereka sendiri dan menciptakan jalan untuk berhubungan dengan perasaan dan emosi mereka.

Kepada anak jelaskan bahwa mencintai diri sendiri sama pentingnya dengan memperlakukan orang lain dengan baik. Perlakukan diri baik dulu, barulah kita bisa memperlakukan orang lain dengan baik.

Kita sering diajarkan untuk bersikap baik pada orang lain tetapi lupa melakukannya untuk diri kita sendiri. Padahal kita butuh itu.

Keempat, beri diri penghormatan

Self love diajarkan pada anak memungkinkan mereka untuk menghormati diri mereka. Ketika mereka berhasil melakukan self love dan bahagia sebagai hasilnya, mereka akan menyebarkan energi positif itu kepada mom sekeluarga dan orang lain.

Kelima, beri pujian

Anak yang butuh pujian adalah cara termudah untuk membuat mereka merasa dihargai dan diakui. Karena pujian menunjukkan bahwa mereka melakukan pekerjaan dengan baik dan membuat orang lain bangga.

Pujian berikan secukupnya, tak perlu berlebihan. Jangan hanya memuji hasil yang baik, mom. Hasil dari usaha anak mungkin tak selalu sempurna, namun apresiasilah usaha dan jerih payah mereka apapun hasilnya.

Keenam, sesekali bermain peran

Bermain peran dalam mencintai diri sendiri sambil tertawa bolehlah. Bermain peran dalam setiap aspek seperti kesehatan mental, kepercayaan diri, dan banyak lagi. 

Mungkin prosesnya tidak semudah membalik telapak tangan. Tidak instan. Namun, dengan konsisten dan sabar anak pasti mampu menerapkan self love. Bekerja samalah untuk mencintai diri sendiri juga mom. Maka suatu hari akan menjadi kebiasaan positif.

Ingat, orang yang suka membandingkan diri dengan orang lain, pertanda orang tersebut sebenarnya insecure. Bergaul dengan orang insecure seperti tidak akan membantu  mencintai diri.

Jauhkanlah diri dari pergaulan yang buruk, carilah teman-teman yang bisa membuat lebih percaya diri dan mencintai diri sendiri.

Ingat, orang-orang yang bisa kasih kritik membangun tanpa menjatuhkan, tak membandingkan diri mereka dengan orang lain, atau berusaha untuk menjadi yang paling hebat, terus bersifat positif dan kasih dukungan. Inilah teman yang juga pandai mencintai diri sendiri.

Ingat, kelebihan kita satu per satu. Cara mengatasi minder yang mudah dilakukan tapi ampuh berupa eksplor keahlian atau karaktermu. Jika kita terus fokus dalam mengasah kelebihan, kita akan siap dan percaya diri memakai kelebihan di berbagai situasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun