Luka batin pasti dapat dialami oleh siapapun tanpa terkecuali. Beragam alasan mengapa seseorang mengalami luka batin, seperti mendapat perlakuan buruk dari orang terdekat atau orang lain.
Ketika membaca novel zaman Jadul, Anda mungkin sering menghayalkan dapat jodoh seperti tokoh novel yang dibaca. Romantis, lembut, perhatian, penyayang, dan setia.
Namun, ketika dihadapkan pada dunia nyata, Anda kaget ternyata si dia tak sesuai ekspektasi Anda. Malah ada yang bisa berpura-pura baik ketika pacaran, namun setelah menikah serasa di neraka.
Bahkan dari data pengadilan agama menyebutkan, 5 tahun masa pacaran, ketika menikah, cuma 5 bulan. Begitu berbanding terbalik antara kenyataan hidup suami istri dari sepasang kekasih.
Seperti lagu, hidup adalah panggung sandiwara. Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang. Peran lucu bikin orang terbahak-bahak. Peran sedih bikin orang menangis. Terkadang menyisakan luka batin.
Terkadang ada pula yang bisa berdamai dengan luka batinnya itu. Adakah yang benar-benar bisa mengukur seberapa lama seseorang bisa menyembuhkan luka batin yang dimilikinya?
Beberapa orang bisa memaafkan dengan mudah, ada pula orang yang butuh waktu  berhari-hari, minggu, dan tahun untuk bisa memaafkan.
Demikian juga Move on. Mof on atau penyembuhan luka psikologis untuk mengatasi pengalaman tidak mengenakkan, seperti patah hati atau kejadian traumatis, memang bukan hal yang mudah.
Bisa jadi tak bisa sembuh dengan hanya mengandalkan waktu. Mereka butuh pindah tempat tinggal, psikiater, dan obat-obatan. Luka psikologis tidak terlihat tetapi terasa dan berlangsung lebih lama.
Bisakah luka psikologis akan hilang seiring berjalannya waktu?