Menjaga kesehatan mental pentingkah?
Menjaga kesehtan mental hal yang penting dan perlu diperhatikan apalagi pada situasi sulit ini.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental digambarkan sebagai keadaan ketika seseorang mampu mengatasi tekanan sosial kehidupan sehingga kualitas hidup menjadi lebih meningkat.
Salam sehat dan bahagia selalu. Doa itu selalu mengiringi vote dan komentar teman-teman. Jika bertemu dengan teman lama dan kerabat pun selalu kesehatan kita yang ditanya. Pun seorang penipu di telepon celuler sebelum beraksi akan menanyakan hal yang sama, kesehatan.
"Selamat siang ibu. Kenalkan saya Naufal. Ini nomor baru Naufal, Bu. Nomor Naufal yang lama terblokir. Apakah ibu sehat-sehat saja? Masih ingat suara Naufal, Bu?" Begitulah ia mengawali percakapan dengan saya. Saya pun kaget. Mimik wajah saya berkerut tanda berpikir. Naufal mana?
Saya pun mengeraskan bunyi celuler saya, sebelum menjawab, "Alhamdulillah sehat untuk fisik dan batin ibu, namun, kurang sehat untuk saku ibu. Ibu gak ada uang sebingga kantong ibu sedang menangis." Jawab saya bercanda.
Murid-murid saya pun bersuara, "Penipu, Bu! Hati-hati penipu, Bu.!" Lantun mereka serempak. Mendadak si penelpon yang mengaku bernama Naufal memutus sambungan telepon.
Saya pun melotot ke arah mereka. "Gak sopan, nak menyelutuk pembicaraan orang tua. Nanti si penelepon tersinggung." Jelas saya.
"Ekspresi ibu tadi kaget. Sepertinya ibu tak mengenal si penelepon, hayo,"jawab murid yang saya pelototi. Ia hanya cengengesan. Pintar sekali ia membuat kesimpulan dan saya pun yakin, si penelepon memang penipu.
Masalahnya nama Naufal bukanlah nama lama dalam perjalanan hidup saya. Nama Naufal tak dikenal dan tak ada dalam kenangan nama teman saya generasi milenial. Nama Naufal pun tak populer pada generasi X dan Y. Tetapi trend di generasi Z. Artinya, nama Naufal murid saya.