Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Generasi Z Tak Suka Mendengar Ceramah

23 September 2022   20:22 Diperbarui: 24 September 2022   05:57 3424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini saya cukup sering mendengar dan membaca istilah milenial. Milenial itu apa sih. Setelah mengikuti tulisan teman-teman di Kompasiana seperti mba Yana, baru saya faham generasi milenial ini siapa. Kamu pasti tidak asing juga dengan istilah generasi milenial bukan?

Sebetulnya mengapa sih generasi mile itu? Mile, sebutan generasi milenial ditujukan untuk mereka generasi Y atau masyarakat yang lahir ketika teknologi sudah maju, ada televisi mungkin, PC, dan  smartphone. Anak-anak usia sekolah hari inikah dan sedang kuliah di Perguruan Tinggikah?

Selain generasi Y (milenial), di tengah masyarakat juga beredar istilah generasi baby boomers, X, Z, dan Alpha. Generasi baby boomers apa lagi?

Baby boomers  sebutan bagi mereka yang lahir di antara tahun 1946-1964 atau usia sekitar 57-75 di tahun 2021 dan 2022 ini.
Meski tak lagi berusia muda, konon menurut laporan Databoks Katadata, generasi ini banyak menduduki jabatan tertinggi dan memiliki pengaruh yang kuat di bidang budaya, politik, maupun ekonomi di dunia.
Secara umum.

Kompetitif, Berorientasi pada pencapaian, Berfokus pada karier, Punya kepercayaan diri yang tinggi, Serba bisa, Tidak suka dikritik, inilah tipe gen ini. Contoh mereka-mereka ini bisa kita simak di lembaga pemerintah. Pimpinan parpol, Presiden, menteri, Kalau di sekolah ada kepala dan kepala urusan tata usaha (Kaur TU).

Generasi ini Lebih suka mengkritik generasi muda akibat kurangnya komitmen dan etika kerja, dan sopan santun. Mereka suka membandingkan sistem gila kerja mereka dengan generasi di bawahnya. Mereka pun sangat senang membahagiakan keluarganya. Hingga generasi ini sarat kolusi dan nepotisme.

Adapun generasi  X atau disebut "Gen Bust" merupakan individu yang lahir di antara tahun 1965-1976. Saya masuk generasi ini sepertinya. Lahir pada pertengahan 1975. Dibesarkan oleh orang tua baby boomers yang gila kerja. Lebih mengutamakan uang.

Kebahagiaan mereka ukur dengan uang sehingga menjadikan generasi X sebagai The Latchkey Kids. Mereka anak-anak yang kesepian lantaran ditinggal orang tuanya bekerja untuk mencari uang.

Generasi guru X,Y,  dan Murid Gen Z

Generasi X  tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, cederung cueks, mengutamakan work-life balance, banyak akal, dan mudah serta pandai beradaptasi. Mereka memiliki hal buruk, kerap disebut sebagai individu yang skeptis.

Disebut skeptis karena mereka tak suka kegiatan yang tak menguntungkan bagi mereka. Sedikit egois atau memang egois. Mereka cenderung memiliki tujuan hidup untuk membahagiakan diri sendiri sebagai imbas sering merasa sepi saat usia dini. Bahkan, mereka enjoy  menunda pernikahan dan memiliki anak.

Sedangkan seseorang yang lahir di tahun 1977-1994  termasuk generasi Y atau biasa disebut sebagai generasi milenial. Generasi ini memiliki ambisi yang kuat untuk menguasai semua bidang seperti orang tuanya 'Baby boomers'. Mereka termasuk generasi yang dapat diandalkan dalam pemanfaatan teknologi alias tech-savvy.

Mereka pun punya rasa percaya diri tinggi dan ambisius. Itu sebabnya angkatan ini lebih mudah meraih kesuksesan di usia muda. Dibandingkan generasi sebelumnya, kaum milenial lebih terbuka dalam menghadapi perubahan. Mereka selalu update.

Hidup mereka di zaman yang serba teknologi membuat kaum ini tidak bisa lepas dari penggunaan gawai. Segala hal nyaris dilakukan secara digital sehingga mereka rentan terkena depresi dan stres juga cenderung sulit bergaul alias kuper (kurang pergaulan) karena asyik dengan gadget mereka.

Lalu generasi Z. Inilah generasi di kelas saya selaku guru dari generasi X dan Y. Generasi Z ini, adalah mereka yang lahir di tahun 1995-2012. Mereka tumbuh di lingkungan yang serba digital. Mama Papa mereka sibuk menulis dan bermain game di gadgetnya. Mereka juga sibuk bermain game.

Pola hidup orang tua mereka membuat generasi ini tumbuh menjadi pribadi nano-nano dengan karakteristik yang beragam. Di antara mereka ada yang berkarakter Baby boomers, skeptis,  The Latchkey Kids, mereka pun  anak-anak yang kesepian dari sisi hubungan interpersonal maupun akademis.

Mereka ini gila dan melek teknologi sehingga dapat dengan mudah mengakses informasi yang diinginkan. Mereka pun kadang mudah untuk bersosialisasi, cepat belajar. Lebih menyukai bekerja di lingkungan yang memberikan ruang bagi mereka untuk bertumbuh, lebih kreatif, dan penuh tantangan.  

Praktis

Ketika guru dari generasi X dan Y menjelaskan materi "Kedalaman Danau Baikal maksimum 5.387 kaki atau 1.642 meter, Danau Baikal adalah danau terdalam di dunia. 10 kali lipat dari kedalaman Danau Toba di Sumatera Utara. Danau Baikal terletak di Siberia dan terbentuk di lembah keretakan kuno, Danau Baikal juga merupakan danau air tawar terbesar di dunia, yang mengandung lebih dari 20% dari semua air tawar yang tidak beku di Bumi."

Ketika guru IPS itu mengadakan UH dengan pertanyaan Danau terdalam di dunia adalah----Mereka pun dengan santai menjawab Danau Toba.

Begitu juga ketika ada soal, " Negara paling maju di bidang pendidikan di dunia adalah...?"

Di antara mereka menjawab dengan lucu, "Negara Asia." Wkwkwkkk tentu guru dan temannya ketawa. Sejak zaman apa ada negara asia?

Begitu juga ketika guru IPA generasi X dan Y menjelaskan Sendi engsel merupakan sendi yang hanya bergerak dalam satu bidang, layaknya engsel pada pintu. Sendi engsel terdiri dari dua tulang atau lebih yang ditutupi oleh lapisan hialin dan dilumasi cairan sinovial. Beberapa bagian tubuh yang memiliki sendi engsel meliputi siku, lutut, dan sendi di antara ruas jari tangan.

Ketika ditanya sendi engsel pada manusia terdapat pada bagian tubuh...? Di antara siswa menjawab di engsel pintu. Mereka menjawab begitu di kertas ulangan harian dan ketika remedial secara lisan.

Sepertinya mereka tak fokus mendengar ceramah guru, atau memang generasi Z tak suka mendengar ceramah, tak mencatat penjelasan guru, dan tak membaca modul, dan buku teks di rumah.

Nah, ketika dalam pembelajaran Bahasa Indonesia saya tantang mereka menulis tugas di gawai, mereka antusias. Selesai Tugas Menuls Teks Laporan Percobaan, Teks Tanggapan Kritis, Menulis Teks Narasi, dan Menulis Pidato persuasif.

Semua mereka tulis di PC atau android. Hal ini memudahkan mereka mengedit jika ada kesalahan tugas dan memudahkan saya memeriksa. Membaca tugas mereka di manapun berada.

Jika tugas mereka tulis di kertas, lalu ada kesalahan maka meraka harus mengulang menulis lagi. Sia-sia bukan? Inilah alasan mereka malas menulis dengan pena.  Namun, bila mereka ketik di android, seperti whatsap, ada kesalahan, mereka tinggal mengklik pesan atau diblok dengan ctrl A jika di PC lalu salin dan tempel di pesan. Perbaiki dan bisa kirim lagi. 

Generasi Z ini nampaknya malas menulis. Mereka lebih enjoy berlaptop ria dan mengirim tugas lewat WA. Terjawablah keininginan mereka dengan adanya kurikulum merdeka.

Namun, sayang belum semua sekolah berani mewajibkan Siswanya membawa gawai dan laptop ke sekolah. Mereka pun kesal. Mau gimana lagi. Tetap semangat. Untuk menyiasati kemalasan Gen Z ini mendengar ceramah dan menulis maka guru perlu bertransformasi. 

Sebagaimana Muhammad Nur Rizal, pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), di Jakarta Selatan pada Media Indonesia menyampaikan  bahwa Gen Z adalah generasi kurang fokus. Mereka bukan siswa Gen X dan Y yang bisa diperlakukan otoriter. Menghadapi Gen Z justeru harus demokrasi.

Ketika Gen Z bertemu dengan guru bertipe Gen X dan Y yang dibesarkan dan didik Baby boomers yang otoriter dan tak sabaran maka terjadilah pembelajaran seperti pada kasus IPA dan IPS di atas. Guru tak bisa mencapai tujuan pembelajaran pada penguasaan konsep dan anak didik tak bisa tampil sesuai tujuan.

Paradigma dan Solusi

Paradigma pembelajaran dengan sistem disuapi atau ceramah tak sesuai lagi untuk Gen Z ini. Khusus untuk materi hafalan guru IPA dan IPS harus mencarikan strategi tepat bagi mereka. Anak saya saat ini kelas 6 SD lahir tahun 2010, berarti kategori Gen Z dan transisi Gen Alpha. Ketika pembelajaran hafalan di sekolahnya diajarkan dengan metode bernyanyi.

Dengan bernyanyi kosa kata bahasa Arab dan hafalan IPA, IPS, dan PKn mereka kuasai. Mungkinkah guru IPA, IPS, PKn di level SMP dan SMA pun menerapkan ini. Ya,  kreativitas guru dalam menyajikan fakta dalam bahan pembelajaran harus dikemas apik hingga Gen Z bisa menghafal sempurna.

Mereka tak bisa mengolah pernyataan versi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang kaya akan perbandigan dan metode generalisasi dari pernyataan umum ke khusus atau sebaliknya khusus ke umum.

Danau Baikal memiliki kedalaman maksimum 5.387 kaki atau 1.642 meter, Danau Baikal adalah danau terdalam di dunia. Terletak di Siberia dan terbentuk di lembah keretakan kuno, Danau Baikal juga merupakan danau air tawar terbesar di dunia, yang mengandung lebih dari 20% dari semua air tawar yang tidak beku di Bumi. 

Materi IPS di atas untuk generasi Z harus dipangkas dan dipertegas menjadi. Kedalaman maksimum Danau Baikal 5.387 kaki atau 1.642 meter. Danau Baikal adalah danau terdalam di dunia. Danau Baikal terdapat di Siberia. Danau Baikal terbentuk di lembah keretakan kuno. Danau Baikal juga termasuk danau air tawar terbesar di dunia. Mengandung lebih dari 20% dari semua air tawar yang tidak beku di Bumi.

Tak boleh guru menyelipkan perbandingan Danau Baikal dengan Danau Toba  pada peta konsep bahan ajar di atas. Guru harus tegas memberikan wacana Danau Baikal, ya Danau Baikal saja. Jika mengajarkan Danau Toba ya tentang Danau Toba saja.

Mereka tak bisa dicekoki dengan pernyataan panjang karena mereka terbiasa dengan media yang menyajikan informasi via google suara bukan google tulisan atau wacana. Gen Z terbiasa memakai aplikasi google mendengar.

Demikian juga guru IPA. Harus menghilangkan 'contoh layaknya engsel pada pintu.' Pada materi "Sendi engsel merupakan sendi yang hanya bergerak dalam satu bidang, layaknya engsel pada pintu. Sendi engsel terdiri dari dua tulang atau lebih yang ditutupi oleh lapisan hialin dan dilumasi cairan sinovial. Beberapa bagian tubuh yang memiliki sendi engsel meliputi siku, lutut, dan sendi di antara ruas jari tangan."

Menjadi "Sendi engsel merupakan sendi yang hanya bergerak dalam satu bidang, Sendi engsel terdiri dari dua tulang atau lebih yang ditutupi oleh lapisan hialin dan dilumasi cairan sinovial. Beberapa bagian tubuh yang memiliki sendi engsel meliputi siku, lutut, dan sendi di antara ruas jari tangan.

Sambil menjelaskan materi ini mungkin guru bisa menampilkan kerangka manusia langsung di hadapan anak Gen Z dan guru menekuk-nekuk lutut kerangka berulang-ulang, begitu juga siku dan laiinnya. Barulah guru menerapkan pencarian engsel ini di tubuh siswanya secara langsung dan mandiri.

Demikian ulasan Gen Z tak bisa diceramahi ini semoga bermanfaat.

Yusriana, S.Pd.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun