Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ruang Publik yang Ramah

15 Juli 2022   04:12 Diperbarui: 15 Juli 2022   04:16 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Publik yang Ramah Muaro, Padang, Sumbar: Dokpri

Ruang publik yang ramah kepada warga pernah mencatat tawuran di kawasan pemukiman itu bukan yang pertama kali sebelum cov-19 menyapa ramah kita Pada 20 Maret 2020 lalu sehingga menyimpan tawuran yang terjadi di kawasan itu.

Ruang publik yang ramah itu berpendapat bahwa  pencatat sering terjadinya tawuran antar warga di kawasan  karena aku tidak tak diundang publik di kawasan itu membuat warga tidak memiliki aktivitas rama produktif sehingga emosi cepat tersenyum ketika terganggu sedikit apalagi tertatap mata sinis.

Ruang Publik yang ramah Faktor utama terjalinnya interaksi sayang yang dicatat ruang publik tidak ada sehingga orang itu stress karena tertumpuknya si masalah nakal dan aktivitas yang produktif relatif tidak ada selain jalan sempit-sempit yang menyenggol sinis berpoles permukiman padat dan kondisi panas  siang tanpa senyum apalagi salam sapa.

Baca juga: Istri yang Sabar

Ketika tidak ada aktivitas produktif dengan jalan sempit dan polesan padat pemukiman tanpa ruang publik yang ramah maka warga berpola pikir negatif yang panjang ditambah tekanan perekonomian yang mencekik besar bagai raksasa membuat emosi gampang tersulut api bukan asmara.

Ruang publik yang ramah tapi minim berpendapat bahwa ruang publik yang besar fasilitas publik atau balai warga sudah menjerit minta dibangun dengan fasilitasnya tempat berolahraga pemanggil keringat kalut dan taman perayu senyum simetris yang ramah, dan bangku-bangku sekedar tempat berdiskusi ekonomi mencekik di kawasan yang padat penduduk itu.

Ruang publiknya yang ramah dan besar tak akan senggolan karena satu merebut bola dengan yang  memindahkan anak catur yang sudah lama tidut di gudang pemukiman minim fasilitas yang membuat si stress di rumah tak ada kegiatan menjadi bangun karena terganggu pikiran negatif saku sakit tak berduit.

Ruang publik yang ramah telah menasihati sebelum tawuran kembali terjadi di kawasanmu dan akibat tawuran merugikanmu seperti bagian dari KRL yang melintas di kawasanmu rusak karena salaman batu peristiwa tawuran yang terjadi sekitar pukul 16.49 WIB itu yang membuat aktivitas KRL-ku di Stasiunmu tertahan hingga pukul 17.24 WIB dan darah penyesalan tak berguna lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun