Sebelum membaca Cara Mudah Menulis II ini, Â pastikan sobat yang mau menulis sudah membaca artikel I Yusriana Siregar Pahu di Kompasiana ya. "Cara Mudah Menulis." Di situ ada kiat membebaskan diri dari takut, malu, pengen honor, ingin tapi tak punya ide. Kata kunci menulis harus jujur.
Penulis sudah dua kali dapat surat cinta dari Kompasiana berupa teguran sayang atau cinta. Pertama kirim foto tulisan " Cegah Kucing BAK dan BAB Sembarangan" tanpa diprotek dahulu. Foto itu dokpri penulis hanya saja masih pemula dan debutan belum tahu cara proteknya. Mudahan mba Isti, mba Siska Dewi atau bunda Roselina berkenan nanti komen di akun penulis bagaimana caranya. Atau mungkin sahabat-sahabat senior lain bersedia komen. Bagaimana cara uplouwd foto di tulisan kita. Mau gratisan saja ya sahabat semua.
Motivasi penulis dalam menulis awalnya, ketika kita butuh tulisan untuk naik pangkat. Naik pangkat, harus bikin PTK, Jurnal Ilmiah, dan artikel populer. Hobi menulis ini masuk angka kredit bagi ASN ketika mau naik pangkat. Tulisan kita pun harus sesuai jurusan kita baru bernilai angka kredit. Misal penulis berjurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sebaiknya membuat tulisan seputar pendidikan bahasa indonesia. Tujuannya agar kita fokus dan mengerti mungkin.
Surat cinta kedua teguran karena penulis nekat menulis tentang tarif candi borobudur yang bukan ranah penulis sebagai spesialisai bahasa indonesia.Â
Padahal maksud hati ingin bernostalgia bahwa penulis 2007 ketika masih mahasiswa bertandang ke kampus IKIP Muhammadiyah Yogyakarta.Â
Acaranya ketika itu PENSI namanya. Narasumber kami waktu itu penulis hebat semua. Taufik Ismail, Raja puisi dan puisi beliau sudah diterjemahkan ke dalam semua bahasa dunia. Alhamdulillah ketika anak penulis ketiga lahir beliau datang ke rumah dengan Bunda Ati, Bapak Fadli Zon.Â
Rasa mimpi dikunjungi penyair sekaliber dunia. Bukan karena penulis hebat. Tapi suami penulislah yang selalu mengawal penulisan berita tentang kegiatan beliau jika bertandang ke Rumah Puisi miliknya di Padang Panjang dan Perguruan Diniyah Puteri Padang Panjang.
Hadir juga penyair kondang  D. Zawawi Imron dari Madura, mba Ratih cerpenis Anita Cemerlang, dan Bapak Sunarso penulis buku dan cerita anak.Â
Sayangnya, buku kenangan tentang peserta dan para pakar penulis itu basah. Â Waktu itu ada gempa menghoyak Padang Panjang dan menyebabkan akuarium di lemari buku itu pecah. Â Semua buku runtuh karena lupa mengunci lemari dan basahlah semua buku. Buku kualitas rendah tulisannya mengembang tak bisa dibaca lagi. Salah satunya kenangan buku PENSI itu.
Maaf ya sobat penulis lupa kepanjangan PENSI itu. Sebagai surprise dari panitia kami peserta pun diajak jalan-jalan ke Candi Borobudur di Magelang dan Candi Prambanan.Â
Indah sekali . Kemudian ke Pantai Parangtritis, dan Malioboro. Keren semua. Ingat nostalgia itu makanya pengen nyoba nulis tentang Candi Borobudur karena kurang cerita remeh temeh inilah tulisan itu tak memenuhi syarat. Lebih 25 % kutipan kata si mba kompasiana. Kutipan yang ditolerir dalam tulisan kita hanya 25%. Ini harga mati. He he he jadi malu eke.