Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mandipun Ada Kiatnya Biar Selamat

11 Juni 2022   22:24 Diperbarui: 11 Juni 2022   22:59 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Emmeril Khan Mumtadz, anak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dilaporkan hilang saat berenang di Sungai Aare, Swiss pada Kamis (26/5). Pada saat tenggelam Eril masih sempat meneriakkan help. Saudara dan teman berusaha membantu.

Konon faktor penyebab Eril tenggelam karena kaki kram mungkin akibat kondisi air yang tidak bersahabat dengan tubuh Eril saat itu. Bisa jadi. Arus memang deras. Atau kaki Eril kram plus tambah arus deras.

Kejadian seperti ini sebetulnya sering terjadi di dalam air. Terutama bagi daerah-daerah pemilik wisata  dengan aikon sungai, kolam renang, danau, dan pemandian air panas.

Merujuk kejadian yang menimpa Eril ada beberapa peristiwa yang memakan korban jiwa pemandian tersebut. Karena itu kita harus waspada saat membawa keluarga mandi-mandi. Harus ada pengetahuan dan pendampingan.

Pemandian kolam renang. Meskipun tidak deras dan dalam. Suhu tubuh kita harus sesuai dengan air dalam kolam renang. Dianjurkan kita jangan langsung melompat atau berenang sesampai di kolam renang. Tapi berkenalanlah dulu dengan si air. Misalnya kita basahi jari tangan dahulu. Lalu jari kaki. Kemudian muka dengan mengusap pakai jari tangan. Syaraf-syaraf kita kadang kala belum stabil untuk merespon air. Apalagi dengan kondisi tempat tinggal yang berbeda. Setelah dirasa aman barulah kita masuk ke kolam renang. Dengan cara ini kram atau syaraf kaget bisa diminimalisir.

Mandi di pemandian air panas pun demikian. Kita harus berkenalan pula dengan si air panas. Jari tangan, jari kaki, siku, lutut, dan bahu kita. Semua harus rileks dahulu. Beradaptasi dengan air panas agar syaraf kita merespon positif. Setelah kita merasa siap barulah masuk ke kolam air panas. Tidak dianjurkan langsung nyebur. Tapi perlahan-lahan jongkok sambil memainkan air dengan jari tangan dan membasahi tubuh perlahan-lahan. Jika kondisi tubuh dirasa sudah stabil barulah kita berendam dan berenang.

Pun mandi di air danau. Kita harus waspada. Di sini ada rumput danau. Rumput ini bergerak sesuai irama dan gelombang pergerakan ombak danau. Meski terlihat tenang seperti danau Singkarak di Sumatera Barat tapi di dalamnya ada arus. Ada pergerakan. Rumput danau itu licin tetapi mengikat seperti rambut. Bagi pemula mandi di danau sering jadi korban karena tidak menyadari rumput danau yang bergerak. Lama-lama rumput itu mengikat pergelangan kaki kita dan kita merasakan seolah ada makhluk gaib yang menarik kaki kita dari dasar danau. Padahal, menurut warga setempat yang menarik dan memilin kaki perenang itu adalah si rumput danau. Jika hal ini terjadi pertolongan pertama menurut warga setempat adalah kita harus menarik rambut perenang yang tenggelam. Tidak akan berhasil kita menolong jika tangan atau kaki si korban yang ditarik.

Tapi rambut korban yang ditarik sekuat kita menarik. Logikanya mungkin kepala korban akan terangkat dan bisa bernapas karena area kepala tidak tenggelam lagi. Konon menurut warga setempat danau lagi. Tangan korban dan kaki korban licin saat ditarik. Tapi rambut akan kesat ketika ditarik.

Dalam mandi pun memang ada skilnya. Ada ilmunya. Intinya ketika mandi di arena wisata seperti sungai, danau, kolam renang, kolam air panas, apalagi danau, dan laut harus bergerombol atau rame-rame. Harus ada pendamping. Ketika terjadi sesuatu akan cepat mendapat bantuan. Kita tidak bisa mandi terburu-buru. Kita harus waspada apalagi di lokasi yang bukan tempat tinggal kita. Perubahan suhu tubuh kita dengan air yang bukan di daerah kita tinggal perlu jadi pertimbangan.

Selain itu menurut beberapa sumber, dehidrasi dan kondisi otot yang salah juga dianggap menjadi alasan utama mengapa ketika berenang kita bisa mengalami kram. Dehidrasi ringan maupun berat akibat terlalu lama dalam perjalanan dari lokasi kita tinggal ke likasi pemandian.

Berenang bisa mengalami kram karena kurang minum air putih, sedangkan cairan tubuh terlalu banyak keluar karena berolahraga atau dalam perjalanan jauh. Selain karena dehidrasi, memforsir otot secara terus menerus seperti kelelahan dan kurang tidur dapat pula menyebabkan kram ketika mandi atau berenang.

Maka pegiat atau pekerja malam yang tidak tidur dimalam hari dianjurkan untuk tidak mandi di pagi hari. Sesudah mengganti tidur secukupnya barulah dianjurkan untuk mandi. Kemungkinan karena suhu tubuh belum sesuai untuk disiram air.

Masih ingat kebiasaan kita di kampung. Jika mandi di sungai terlebih dulu kita beraktiviras mencuci piring. Mencuci baju. Setelah selesai cuci piring dan cuci pakaian kotor barulah mandi dan berenang ke bagian yang dalam. Ternyata tidak pernah kita mengalami kram ketika berenang. Barulah di objek-objek wisata ini terjadi.

Umur berapa paling sering terkena kram saat berenang? Sebetulnya menurut ahli kesehatan kram bisa saja menimpa bayi, anak-anak, maupun orang dewasa. Seperti kejadian di kolam renang wisata salah satu di Sumatera Barat, perenang mengalami kram siswa salah satu Sekolah Menengah Atas  (SMA). Ia mengalami kram di betis saat berenang. Untung cepat ditolong karena teman-temannya cepat mengetahui dan cepat dilarikan ke rumah sakit terdekat. Ketika dia sudah pulih barulah bercerita bahwa kakinya terasa kram. Seperti ada yang menahan kakinya sehingga sulit digerakkan apalagi diangkat.

Lain pula seorang pelajar Sekolah Menangah Atas Negeri  Kota Bukittinggi terlambat tertolong saat berenang di objek wisata pemandian. Jaraknya dari teman jauh sehingga ketika kram tidak ada yang menyadari dan bisa membantu.

Pun seorang bapak berusia 40 tahunan  mendadak ditemukan pingsan di pemandian karena serangan jantung dan kram. Lagi tidak ada yang mendampingi dan mengawasi beliau. Penjaga kolam renang yang menemukan dalam keadaan duduk bersandar  di dinding kolam yang tidak terlalu dalam untuk ukuran dewasa.

Demikian pula dikutip dari Kompas. com (08/06/2022), Ketua Umum Gopala Valentara PMPA Fakultas Hukum (FH) Universitas Sebelas Maret (UNS) Toif Fadzoli juga mengatakan, setidaknya ada tiga hal penting yang harus dipersiapkan sebelum berenang untuk mencegah kaki kram saat berenang di sungai, di laut, di kolam ataupun di danau;
Pastikan kondisi badan bugar

Toif mengatakan hal pertama yang wajib dipastikan adalah memastikan kondisi badan dalam keadaan bugar dan sehat. Hindari melakukan aktivitas berenang, apalagi di sungai, jika tidak dalam kondisi bugar.

"Meski hanya sakit atau cedera ringan sebisa mungkin jangan berenang dulu dalam kondisi tersebut, karena bisa berakibat fatal nantinya," jelas Toif.

Kondisi badan yang tidak bugar bisa membuat seorang perenang lebih mudah kehabisan tenaga atau mengalami kram saat berenang di sungai, walaupun sudah mahir sekalipun.

2. Lakukan pemanasan terlebih dahulu

Sebelum renang atau melakukan akitivitas luar ruang apa pun, Toif menyarankan untuk melakukan pemanasan dulu. Pemanasan dilakukan agar otot tidak kaget untuk melakukan aktivitas fisik.

"Selain itu, pemanasan juga bisa mengurangi rasa pegal-pegal setelah kegiatan," sambungnya.

Pemanasan yang dimaksud tidak harus berlari, melainkan bisa melakukan peregangan mulai dari tubuh bagian atas, yakni kepala, hingga bawah, yakni kaki.

3. Minum air putih secukupnya.
Biasakan minum air putih terlebih dahulu sebelum berkegiatan di luar ruang, termasuk sesaat sebelum berenang.

"Jangan hanya sekadar minum, tapi juga harus minum air putih yang cukup," ujar Toif.

Selain bisa mencegah seseorang mengalami dehidrasi, minum air putih ternyata juga bisa jadi solusi mengatasi kram.

"Hal ini dapat menjadi solusi buat kita yang sering kram. Caranya biasanya dengan menambahkan sedikit garam pada air putih," sarannya. Semoga kiat ini bermanfaat bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun