Selama libur lebaran, saya maraton membaca buku-buku bergenre citylite dan harlequin di salah satu aplikasi membaca digital. Mungkin buat beberapa orang, genre seperti ini berasa makan cemilan yang tak bernutrisi, tak berfaedah.Â
Tapi buat saya, buku semacam ini memiliki daya tarik yang cukup kuat. Salah satunya adalah bisa dibaca dalam kondisi dan posisi apapun. Yah, karena otak saya memang gak mumpuni untuk baca buku Astrofisika Orang Sibuk sambil tidur-tiduran.
Sebenarnya, dulu saya termasuk orang yang dulu sering mengejek jenis buku seperti ini. Menurut saya, teenlit, metropop, citylite dan sejenisnya, tidak begitu seru karena konfliknya yang mudah diterka. Tapi ternyata setelah menjadi tua, dan menjadi fakir drama cinta (wkwkwk, #tsurhat), saya jadi sedikit kecanduan.Â
Perbedaan Teenlit, Metropop, Citylite, dan Harlequin
Secara garis besar, citylite dan metropop itu serupa. Sama-sama menceritakan soal kehidupan urban pegawai kantoran di kota besar. Kisah cinta mereka, cara bergaul, konflik dengan atasan, sampai soal susahnya mencari jodoh di belantara kaum jomblo perkotaan.
Sedangkan teenlit, sudah tahulah ya, ini kisah cinta-cintaannya anak SMA. Yang sering jadi latar tempat ketemuan gak bakalan jauh-jauh dari kantin atau lorong sekolah. Problematikanya juga gak jauh dari soal mau kuliah di mana dan soal kegalauan karena PDKT yang kerap gagal. Yap, fiksi yang ini memang sudah kurang cocok untuk dibaca emak-emak macam saya.
Kalau harlequin, nah ini adalah genre baru yang saya sendiri baru saja mulai menjajakinya. Beberapa ceritanya memiliki adegan cinta yang lebih panas dan untuk beberapa judul ceritanya benar-benar berfokus pada adegan rantang (ranjang tanggung).Â
Tapi beberapa yang lain, memiliki nilai konflik yang cukup apik. Seperti mengangkat isu rasial yang masih jadi sentral konflik di Amerika hingga kini. Ada juga kisah tentang suku Indian, suku asli Amerika, yang justru sering mengalami ketimpangan hukum dan kerap dimanfaatkan para politikus. Saya suka yang model-model begini, apalagi ada tambahan bumbu-bumbu cinta ala sinetron, wkwkwk.
Genre FavoritÂ
Buat saya, semua genre bagus tergantung kondisi dan umur pembaca. Kalau masih SMP-SMA, bagusnya ya baca teenlit aja dulu, harlequin-nya nanti aja. Kalau masih SD ya mending baca majalah Bobo aja dulu, ya dek hehehe.
Kalau dengan kondisi saya yang sekarang, jelas genre citylite dan harlequin yang lagi saya gilai. Penulis seperti Titi Sanaria dan Sarah Morgan menjadi salah satu favorit saya.