Upaya Peningkatan Literasi  (baca tulis, numerasi dan Sains) Universitas Pendidikan Indonesia melalui Program Kuliah Kerja Nyata Tematik di SDN Bantar Badak.
Pandemi covid pertama kali muncul pada tahun 2019 di kota Wuhan, 193 negara ikut berjuang bersama dalam menghadapi corona virus ini. Untuk mengurangi angka kematian, pemerintah memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala besar) agar masyarakat tidak saling berkontak langsung (social distancing), ini merupakan upaya pemerintah untuk memutus dan mencegah meluasnya penyebaran covid 19 di Indonesia.
Mulai tanggal 19 September 2021, Indonesia dinyatakan bebas zona merah covid 19. Namun dampak yang dihasilkan karena pandemi ini sangatlah besar, misalnya pada bidang pendidikan.
Menurut ditsmp.kemdikbud.go.id ada 3 potensi dampak negatif bagi peserta didik dikala pandemi covid 19, salah satunya adalah penurunan capaian belajar pada peserta didik. Ini dikarenakan keadaan sosial-ekonomi tidak merata, dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) banyak sekali perbedaan akses dan kualitas yang berakibat pada kesenjangan capaian belajar peserta didik.
Ditambah dengan rendahnya perolehan skor tes PISA Â (Programme for International Student Assessment) negara Indonesia pada tahun 2019, dengan skor membaca peringkat 72 dari 77 negara, skor matematika peringkat 72 dari 78 negara dan skor sains peringkat 70 dari 78 negara.
Oleh karena itu, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang merupakan Universitas yang berfokus pada bidang pendidikan berupaya untuk berkontribusi dalam peningkatan literasi dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) gelombang kedua dengan tema "Mengembangkan Literasi (literasi baca dan tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan) dan Rekognisi Merdeka Kampus Merdeka-Pusat Prestasi Nasional".
Dari kurang lebih dua ribu peserta yang melaksanakan KKN dengan tema literasi ini, salah satu diantaranya adalah Riana Fauzi Nurlatifah dari Pendidikan Biologi. Ia melaksanakan KKN di kabupaten Sukabumi tepatnya di SDN Bantar Badak.
Dampak dari Pembelajaran Jarak Jauh ini salah satunya adalah tidak terpantaunya peserta didik dalam pembelajaran, apalagi dengan kondisi yang hanya memanfaatkan handphone saja.Â
Dan mau tak mau orang tua berperan penting dalam memantau proses pembelajaran, tak jarang orang tua ikut mengeluh karena anak bertanya kepada mereka mengenai soal yang orang tua belum tentu tahu.
Khususnya di SDN Bantar Badak ini, peserta didik memanfaatkan gadget berupa handphone dalam pembelajaran sehari-hari, banyak kendala yang ada terutama orang tua yang membawa handphone ke tempat kerjanya sehingga peserta didik mengerjakan tugas saat orangtuanya pulang bekerja.
Wilayah kabupaten Sukabumi sendiri saat ini PPKM telah berada di level 2, yang artinya para pelajar sudah dapat belajar di lingkungan Sekolah. Tercantum pada Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2021 tentang PPKM Level 4, Level 3 dan Level 2 Corona Virus Disease 19 di Wilayah Jawa dan Bali, namun tetap  dengan prokres yang harus dijaga. Untuk itu kegiatan tatap muka ini menjadi hembusan angin segar untuk dunia pendidikan, apalagi untuk mengejar ketertinggalan dalam pencapaian belajar pada peserta didik.
Maka dari itu program literasi ini sangatlah sejalan dengan kondisi pendidikan yang ada di Indonesia saat ini, diharapkan dengan kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kecakapan dalam membaca, menulis, numerasi serta sains, dan untuk bentuk kegiatan diantaranya adalah pendampingan peserta didik, pendampingan untuk orangtua dan penguatan pembelajaran daring serta membantu administrasi sekolah.
Diketik oleh: Riana Fauzi Nurlatifah
Dosen Pembimbing Lapangan: Nuri Novianti Afidah, S.S., M.Hum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H