Kebayang gak kalau Anda harus mengantri panjang di Bank hanya gara-gara mau transfer uang? Anda masih hobby membayar Listrik (PLN) dan PDAM di kantor pos? Bayar angsuran kredit motor harus datang ke kantor finance-nya? Harus berkorban antri panjang demi mendapat tiket nonton?
Seribet itukah hidup Anda di zaman modern seperti sekarang? Tak dapat dipungkiri, ternyata banyak masyarakat Indonesia yang masih nyaman dengan melakukan pembayaran secara tunai (tradisional). Pernahkah Anda berpikir demikian : Apakah saya selalu punya banyak waktu untuk melakukan pembayaran tunai? Berapa lama ya saya harus mengantri? Daripada mengantri, bukankah saya bisa melakukan aktivitas lainnya? Inilah yang harus kita pahami bersama bahwa Indonesia harus maju dengan membiasakan diri melakukan transaksi non tunai. Mengapa masyarakat harus beralih ke pembayaran non tunai? Ini karena transaksi tunai memiliki banyak kelemahan sebagai berikut :
Kurang Efisien. Pemakaian uang kartal (kertas dan logam) tentunya memaksa BI untuk selalu mengeluarkan uang ini dalam jumlah yang tak sedikit. Kebayang gak ruginya dimana? Tentu dalam hal anggaran karena proses pengadaan dan pengelolaan (cash handling) membutuhkan biaya yang mahal.
Buang Waktu. Seperti yang telah dijelaskan diatas, jika Anda masih hobi membayar secara tunai, berapa lama Anda harus mengantri di loket pembayaran? Tentu akan membuang waktu Anda yang seharusnya efektif untuk melakukan kegiatan yang lebih produktif.
Kurang Praktis. Iya, untuk pembayaran tunai memang dirasakan kurang praktis. Lha kenapa? Kebayang kan, Anda akan berbelanja barang elektronik di toko seharga Rp. 15 juta. Cukupkah dompet Anda menampung uang sebanyak itu? Belum lagi saat mau bayar harus hitung manual lagi biar benar jumlahnya. Tentu saja ini sangat tidak praktis dan kurang efektif.
Meningkatkan Kriminalitas. Transaksi tunai yang serba ‘manual’ ini tentu membahayakan bagi beberapa pihak. Ini dikarenakan ketika melakukan transaksi tunai, peluang untuk tidak tercatatnya rincian transaksi akan semakin tinggi. Akibatnya, berbagai kesempatan ‘kriminal’ juga bisa semakin dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab, seperti kasus pencucian uang ataupun korupsi.
Anda sudah dapat melihat bagaimana transaksi tunai dirasakan kurang cepat, kurang praktis dan kurang aman. Lalu, bagaimana solusi mengatasinya? Yuk move on ke transaksi non tunai, proses pembayaran yang lebih cepat dan aman untuk berbagai aktivitas perekonomian Anda.
YUK, MOVE ON KE TRANSAKSI NON TUNAI
Pembayaran non tunai? Well, inilah gebrakan Indonesia untuk meningkatkan fasilitas transaksi keuangan yang lebih aman dan nyaman untuk seluruh masyarakat. Sebagai warga negara yang baik, mari sambut dengan antusias berbagai program pemerintah yang bermanfaat bagi perkembangan bangsa, termasuk program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Tanggal 14 Agustus 2014 lalu, gubernur Bank Indonesia secara resmi mencanangkan “Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)” di Mangga Dua Mall, Jakarta. Pencanangan ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Bank Indonesia dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Pemerintah Daerah serta Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia sebagai komitmen untuk mendukung GNNT.
Apa itu GNNT?
GNNT sendiri bermakna sebagai bentuk gerakan transaksi keuangan non tunai yang menggunakan kartu. Kartu ini memiliki saldo yang bisa diisi ulang secara elektronik. Dalam transaksi, kartu tidak memerlukan klarifikasi PIN maupun tanda tangan sehingga dapat menjadi lebih cepat dan mudah. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan pembayaran non tunai hingga suatu hari akan terbentuk sebuah kumpulan masyarakat yang terbiasa menggunakan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS), khususnya dalam melakukan transaksi keuangannya. Bahkan di masa depan, untuk lebih mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, aman dan handal dengan tetap menjunjung tinggi aspek perlindungan konsumen, memperhatikan perluasan akses dan kepentingan nasional, Bank Indonesia akan meningkatkan elektronifikasi transaksi pembayaran dan infrastruktur sistem pembayaran. Melihat berbagai ide menarik ini, bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri untuk mencicipi berbagai fasilitas canggih yang akan memudahkan kita dalam melakukan transaksi keuangan.