Proses menghayati dan menikmati musik memang menjadi sebuah pengalaman menyenangkan dan membuat pendengar merasa nyaman. Dan inilah yang dapat kita dapatkan dari maha karya beberapa seniman nusantara yang sukses membunyikan beberapa jenis alat musik yang terpahat pada relief candi Borobudur.
Candi Borobudur ternyata menjadi pusat budaya dan seni dunia di masa lalu. Nah, ini bisa kita buktikan sendiri saat berkunjung kesana, dimana 226 relief alat musik terpahat pada 40 panel relief. Selain itu, 40 jenis instrumen alat musik juga bisa kita temukan disana.
Ini menjadi sebuah fakta yang sungguh istimewa karena pada jamannya, belum ada situs sejarah lain yang memiliki kekayaan pahatan relief alat musik sebanyak ini. Tak heran jika banyak yang menyebutkan bahwa Borobudur Pusat Musik Dunia, disamping sebagai titik pertemuan lintas bangsa dan lintas budaya.
Akhirnya, beberapa jenis alat musik yang terpahat pada relief borobudur mulai dipelajari dengan seksama, diteliti oleh para ahlinya dari waktu ke waktu hingga lahirlah "Sound of Borobudur".
"Sound of Borobudur" Menorehkan Sejarah Musik Baru untuk DuniaÂ
Untuk mengenali kebesaran peradaban di masa lampau, itulah mengapa Sound Of Borobudur Movement hadir mewarnai sejarah musik di negara kita. Karena budaya dan ilmu pengetahuan diinterpretasikan melalui seni diharapkan dapat menjadi pemantik semangat agar masyarakat semakin cinta tanah airnya. Â
Dengan adanya ini, kita semakin menyadari betapa warisan nenek moyang begitu berharga, baik itu nilai dan tatanan diri, kemasyarakatan, kenegaraan dan tatanan untuk pengelolaan alam secara seimbang.
Sound Of Borobudur Movement akan menjadi milik bersama apabila bisa dinikmati dan dilestarikan dengan cara yang positif. Tak hanya menggambarkan musik khas Jawa Tengah, namun mewakili nusantara. Beberapa alat musik yang terpahat adalah alat musik pukul, alat musik dawai, alat musik tiup dan alat musik membran.
Tak heran jika para musisi nusantara yang hebat sukses membunyikan kembali alat musik yang terpahat apda relief candi Borobudur. Salah satu alasannya adalah akrena candi berbentuk piramid ini menyajikan data artefaktual tertua yang menggambarkan orkestrasi musik dengan sangat lengkap.
Relief-relief di Borobudur ini juga menyajikan gambaran menarik tentang interaksi pemusik dan audiens dalam berbagai aktivitas harian maupun seremoni. Tak heran, saat "Sound of Borobudur" digemakan di ranah publik, antusias mayarakat sangat tinggi, bahkan lebih dari ekspektasi.