"Jangan lupa bawa tolak angin buat jaga badan...", begitu nasehat ibu kepada anak-anaknya setiap kali akan beraktivitas. Tak heran, kemasan herbal berwarna kuning ini memang tak pernah absen dari tas saya, entah itu tas sekolah, tas kuliah, tas kerja bahkan tas olahraga (tapi ini dulu... waktu masih doyan nge-gym). Hihihi... Yap, ini artinya doktrin ibu tentang khasiat Tolak Angin memang manjur.
Nostalgia Racikan Herbal Ibu
Selain berolahraga, suplemen penjaga daya tahan tubuh sering menjadi alternatif untuk mewujudkan tubuh yang sehat. Dari sekian obat-obatan yang ditawarkan, keluarga besar saya memang lebih suka merekomendasikan beberapa produk herbal atau yang lebih familiar disebut dengan jamu-jamuan. Tak heran, saya kini tumbuh sebagai pribadi yang gemar minum jamu, apalagi yang rasanya segar.
Rumah orang tua yang hanya memiliki halaman super mini ternyata tak memudarkan semangat ibu untuk membangun 'apotek hidup'.
Beberapa varian tanaman jamu, seperti kencur, kunyit dan jahe sengaja ditanam di atas pot mini yang dari hari ke hari syukurlah bisa kami lihat pertumbuhannya dengan baik. Sesekali kami petik hasilnya saat membutuhkannya.
Lah, dipetik buat apa? Tentu saja untuk dikonsumsi. Sebagian tanaman herbal ini lumayan menambah aroma pada masakan, disamping dapat dimanfaatkan pula untuk menjaga daya tahan tubuh. Saat ada yang batuk, ibu memarut kencur, mencampurnya dengan sedikit air, memerasnya di atas sendok lalu meminumkannya pada anggota keluarga yang sakit.
Saat hawa dingin, ibu juga sigap menyeduh wedang jahe yang rasanya benar-benar menghangatkan tubuh, dimana bahan racikannya berupa jahe, daun serai, daun jeruk serta gula batu secukupnya. Benar-benar mujarab, hasil racikan ibu dari bahan-bahan herbal ini memang sangat bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh. Â
Itu sekadar nostalgia masa lalu. Bagaimana dengan sekarang? Tentu saja, racikan herbal makin mudah kita temukan dalam kemasan yang cantik dan praktis. Salah satu racikan herbal yang diproduksi dari bahan-bahan alami dan sangat familiar dikonsumsi oleh keluarga Indonesia adalah Tolak Angin. Berbicara tentang khasiatnya, hampir setiap orang mungkin bisa menjawabnya.
Satu alasan utama orang minum Tolak Angin adalah karena ia merasakan gejala masuk angin. Setuju? Hahha toss. Setiap kali masuk angin, saya pasti minumnya Tolak Angin. Bahkan buat saya pribadi, saat apotek langganan kehabisan stok herbal yang satu ini, solusinya adalah cari Tolak Angin di apotek yang lain. Wkwkwk... Demi apa sih sampai kayak gini? Demi kesehatan dong, kan solusi kesehatan dalam formulasi cairan berwarna coklat bening ini sudah dimanfaatkan oleh banyak orang dari generasi ke generasi. So, saya gak mau ganti yang lain.
Apakah Masuk Angin itu termasuk Penyakit?