Saat ini, tren makan mie semakin berkembang sehingga tak heran jika kulineran mie kini menjamur, diantaranya mie ramen yang berasal dari China ataupun mie Udon yang berasal dari Jepang. Untuk dua mie nikmat di atas, tentu sudah sempat saya icip :D Terakhir, ada lagi satu jenis mie unik, dibuat secara langsung oleh tangan chef yang lihai dalam meregangkan, memutar, dan menarik adonan mie. Saya bocorin ya, ini namanya La Mian---dia langsung bikin saya jatuh hati, beneran.
Sedari kecil saya sudah dikenalkan mie oleh orang tua saya. Ya, mie yang diolah di rumah memang beranekaragam; ada sajian mie kuning, bihun, mie jagung, mie soun dan tentu saja, mie instan. Hihihi... Saking doyannya mie, dulu ibu kalau memasak mie rebus atau mie goreng bisa satu wajan gedhe dan itu selalu habis dilahap orang serumah loh :D
Berbicara tentang asal-usulnya, penemu mie itu sebenarnya siapa sih? Walau di beberapa kalangan masih menjadi perdebatan, dipercaya bahwa pembuat mie untuk pertama kalinya adalah penduduk China modern. Daaaaaan ada uniknya nih. Jika dimaknai sesuai filosofi, mie itu ternyata diartikan sebagai sebuah simbol kehidupan yang panjang (seperti bentuknya). Di China, mie memiliki 'level tinggi' dalam deretan hidangan makanan lezat, bahkan selalu disajikan pada peringatan hari-hari besar. Begitu pun di negara Jepang, membuat mie adalah sebuah aktivitas yang memiliki nilai seni tinggi.
Finally, mie dimasukkan dalam air mendidih dan direbus sekitar 30 detik saja, angkat lalu ditiriskan. Sekali lagi, mie legendaris ini memiliki keunikan karena diproduksi dengan teknik bare-hands, yaitu dibuat dengan tangan kosong tanpa bantuan mesin sama sekali. Setelah matang, mie mau dicampur dengan bumbu atau toping daging tertentu, bisa disesuaikan dengan selera masing-masing. Mau disajikan kering atau dengan kuah, semua tetap nikmat saat bersentuhan dengan lidah. Hihihi...
(Video proses pembuatan La Mian - Dok.Pri-youtube)
Tepung terigu berprotein tinggi lebih disarankan untuk memproduksi La Mian karena akan membuat adonan mie lebih mudah ditarik. Seperti yang ada dalam video di atas, mie ditarik berulang-ulang hingga tipis sehingga butuh campuran bahan khusus saat membuat adonan. Oh ya, ada pula May, ini sejenis tepung beras yang juga sering dimanfaatkan sebagai campuran adonan agar mie lebih kuat dan tak mudah putus.
Berbicara mengenai tekstur, mie yang sering kita nikmati beragam bentuknya; ada yang tebal, tipis, bulat, dan ada pula yang pipih. Mie sendiri tak hanya dibuat dari gandum, namun beras juga menjadi bahan baku untuk mie tertentu. Tentang hal ini, masing-masing memiliki sejarah, dan semua disesuaikan dengan perkembangannya di daerah masing-masing. Untuk La Mian sendiri, ia memiliki tekstur yang tipis sehingga tidak terasa eneg saat dikonsumsi.
Dalam penyajiannya, La Mian yang memiliki rasa gurih sebenarnya tak lagi membutuhkan bahan penyedap. Namun di zaman sekarang, kreasi olahan La Mian semakin berkembang sehingga penyajiannya dikemas dalam beragam rasa dan rupa. La Mian sering disajikan dengan toping potongan daging tertentu dan sayur-sayuran sehingga citarasanya makin sempurna.
Yang bikin ngiler adalah bahwa La Mian modern versi hotel GAIA Cosmo Jogja ini disajikan dengan pangsit kuah, pangsit goreng, sayuran, dan semangkuk sup. Saya melihat ada beberapa pilihan rasa kekinian yang ditawarkan, yaitu Chicken Mushroom (ayam dan jamur), Curried Chicken (ayam bumbu kari), Seafood Tom Yum (Tom Yum dengan ikan, cumi, dan udang), dan Cantonese Beef (daging sapi dengan bumbu kanton). Jangan tanya rasanya, karena saya bakal bilang 'enak dan enakkkkk bangetzzzz' :D