Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Wolbachia, Pengendali Alami DBD yang Lahirkan "Nyamuk Baik"

16 November 2017   23:54 Diperbarui: 17 November 2017   01:06 1603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan nyamuk dari mikroskop (Dokumentasi Pribadi)

Nyamuk adalah 'musuh dalam selimut' yang sebenarnya. Seberapa hebat kita bergerak untuk mengusirnya, nyamuk akan tetap bisa bertengger di tubuh manusia. Fokusnya satu, makan darah kita sampai kenyang. Setelah itu, ia akan beranak-pinak dan begitu seterusnya hingga populasinya meledak di sekitar kita tinggal. Hal ini berisiko besar terhadap kesehatan karena ia berpotensi meninggalkan virus berbahaya penyebab penyakit. Zika maupun Demam Berdarah adalah dua contoh virus yang ditularkan oleh nyamuk. Jahat banget ya? Jangan khawatir, kini ada 'penyelamat' yang akan mengubah nyamuk-nyamuk di rumah kita menjadi 'nyamuk baik'.

Nyamuk baik? Ya, ini memang sedikit terdengar menggelitik. Nyamuk itu kan identik dengan binatang yang jahat dan menyebalkan karena dapat mendatangkan berbagai penyakit berbahaya. Aedes Aegypti misalnya, ia adalah pemeran utama penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Perlu digarisbawahi, Deman Dengue dan Demam Berdarah itu beda. Deman Dengue adalah kondisi dimana seseorang memiliki suhu tubuh sangat tinggi disertai pusing, nyerti otot, sendi maupun tulang. Sedang Demam Berdarah adalah demam dengue yang memburuk karena penderita akan mengalami muntah-muntah darah, pendarahan gusi dan hidung, pembengkakan organ hati serta kondisi lemah lainnya.  

Wolbachia mengubah nyamuk jahat menjadi nyamuk baik (Dokumentasi Pribadi)
Wolbachia mengubah nyamuk jahat menjadi nyamuk baik (Dokumentasi Pribadi)

Wolbachia Menekan Wabah Penyakit DBD

Itulah kabar tak menyenangkan dari keberadaan nyamuk di sekitar lingkungan hidup kita. Tapi sekarang ada kabar baiknya juga loh tentang nyamuk-nyamuk yang selama ini dianggap merugikan tersebut. Telah dikembangkan sebuah metode ilmiah untuk mengurangi penyebaran virus dengue dalam tubuh nyamuk, yaitu dengan memanfaatkan Wolbachia. Wolbachia adalah bakteri alami di dalam sel tubuh serangga yang mampu menekan replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk. Diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya melalui telur, virus ini dapat kita temukan di beberapa serangga, seperti lalat buah, capung, ngengat, kumbang serta nyamuk-nyamuk yang ada di sekitar kita, kecuali pada nyamuk Aedes Aegypti.

Kawasan di Jogja yang dipenuhi nyamuk Aedes Aegypti jahat (bulatan biru)
Kawasan di Jogja yang dipenuhi nyamuk Aedes Aegypti jahat (bulatan biru)
Tingginya angka penderita penyakit DBD di Indonesia, terutama kota Jogja yang masuk dalam 5 besar kota yang terjangkit DBD mendorong beberapa ahli kesehatan untuk mengembangkan populasi Wolbachia dengan melakukan penelitian di kota ini. Selain untuk meningkatkan kesehatan hidup masyarakatnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai ajang untuk sosialisasi kepada masyarakat, yaitu bahwa nyamuk tak selamanya mengerikan bagi kita.

Tentu saja pengembangan teknologi Wolbachia tak hanya melibatkan tim yang tergabung dalam proyek ini, namun peran masyarakat sangat dibutuhkan demi mewujudkan kondisi lingkungan yang lebih sehat.

Proses Perkembangbiakan Nyamuk hingga dilepas ke Alam Bebas

Modal utama untuk menjalankan proyek ilmiah ini adalah stok nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia dalam jumlah yang banyak. Melewati beberapa tahap penelitian, tim yang menangani proyek ini tampak kompak untuk memberikan edukasi serta kabar baik kepada masyarakat. Siapa sih mereka?

Tahapan Proses Pengembangan Wolbachia dari waktu ke waktu (Dokumentasi Pribadi)
Tahapan Proses Pengembangan Wolbachia dari waktu ke waktu (Dokumentasi Pribadi)
Mari berkenalan dulu dengan Eliminate Dengue Project Yogya (EDP-Yogya), sebuah lembaga nirlaba yang memegang proyek pengembangan Wolbachia di bawah EDP-Global. Di Jogja sendiri, penelitian ini dikembangkan oleh Pusat Kedokteran Tropis, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Perjuangan mereka dimulai tahun 2011 dan sebentar lagi akan mencapai garis finish. Digadang-gadang bakal memberi pengaruh pada kebijakan WHO, EDP-Jogja berharap dapat memberikan rekomendasi terbaik dalam usaha penyelamatan manusia di dunia ini dari wabah penyakit DBD.

Beruntunglah saya dapat menyambangi laboratorium EDP-Jogja ini untuk melihat langsung proses pengembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia yang pada akhirnya akan dilepas ke tempat pemukiman masyarakat secara bebas. Melewati banyak proses yang unik, tim yang tergabung mengaku mengenyam banyak kisah, satu yang unik adalah bersahabat dengan nyamuk hingga harus rela mendonorkan darahnya sebagai makanan nyamuk. What? :D

Agar lebih memahami proses kerja tim EDP-Jogja, berikut bocoran beberapa langkah yang mereka lakukan untuk memberantas nyamuk jahat di lingkungan kita:

1. Beternak Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun