Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Alenia's Journey : Kami Tak perlu Keliling Dunia, Cukup Menjelajah Papua

4 Juni 2016   10:09 Diperbarui: 22 Desember 2016   18:52 13884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua pelaku industri film di Indonesia, Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen telah sukses menyedot perhatian banyak orang dengan penampilan menarik mereka dalam acara Alenia's Journey Uncover Papua di salah satu stasiun televisi. Mereka adalah pahlawan yang memiliki misi menjelajah tanah Papua yang sangat luas, kaya serta diselimuti medan jalan yang super ekstrim dengan lama perjalanan sekitar 80 hari. Wow..!! Tak kalah menarik, ekspresi kebanggaan akan Papua sungguh tersirat di wajah mereka saat menjadi bintang tamu dalam acara “Meneropong Papua dari Kacamata Budaya Papua” di Jogja (03/06/16).

Saat Ale & NIa Berjalan menuju Panggung
Saat Ale & NIa Berjalan menuju Panggung
Ya, sampailah kami di hari ke-2 acara megah yang diadakan oleh Mahasiswa Papua yang ada di UGM, Jogja ini. Tak tanggung-tanggung, dua pegiat Papua ini diundang secara khusus untuk menyalurkan segala ilmu dan pengalaman hebat mereka saat mengelilingi tanah Papua. Kiprah Ale dan Nia memang tak perlu diragukan lagi di dunia perfilman, apalagi sebelumnya memang mereka hobi memproduksi film-film bertemakan anak serta mengangkat budaya-budaya daerah di Indonesia.

Dengan dukungan penuh dari PT. Freeport Indonesia, akhirnya sebuah tayangan menarik dapat kita nikmati setiap minggunya bersama Ale dan Nia dalam acara Alenia's Journey Uncover Papua. Tayangan dokumenter ini dikemas dalam visualisasi penuh tantangan tentang Papua, baik itu dalam hal budaya, alam, kesehatan, pendidikan, perekonomian atau kehidupan masyarakatnya. 

Tim ini menyusuri daerah-daerah menarik di Papua dengan perjalanan yang dimulai dari Jayapura, Keerom, Sarmi, Wamena, Tiom, Ilu, Karubaga, Merauke, Boven Digul, Mappi, Manokwari, Arfak, Sorong, Teminabuan, Raja Ampat, Lanny Jaya, Puncak Jaya, Mimika, Fak-Fak, Kaimana, Serui, dan Biak. Tentunya, perjalanan darat sepanjang 30 ribu kilometer ini membawa sensasi kehidupan baru bagi Nia dan Ale.

Di acara “Meneropong Papua dari Kacamata Budaya Papua” ini, mereka mengutarakan bahwa sekalipun banyak penghambat yang menghadang mereka, sedikit pun takkan pernah menghentikan perjuangan mereka untuk terus menggali potensi Papua demi Alenia's Journey Uncover Papua. Satu-satunya alasan yang membuat mereka bertahan karena mereka cinta Papua. Lalu, apa saja suka duka mereka selama menjalankan misi ini? Berikut penuturan Ale dan Nia tentang pengalaman mereka saat menjelajah tanah Papua :  

1. Medan Jalan di Papua : Rumit dan Ekstrim

Nia menuturkan bahwa perjuangan mereka ini tidaklah mudah. “Saya sempat berjalan kaki sepanjang 9 km dan itu rekor terlama saya jalan kaki..”, ungkapnya sambil terbahak mengingat pengalaman menarik ini. Jalan yang naik turun, terjal, menyusuri sungai, cuaca tak bersahabat dsb adalah berbagai pengalaman tak terlupakan yang membuat mereka makin penasaran untuk terus menimba ‘kekayaan’ Papua yang begitu mahal harganya.

2. Niat Baik akan Disambut dengan Kebaikan

Bersama Tim Alenia's Journey, mereka bekerja sama untuk terus berjuang melawan segala hambatan yang ada. Ale mengungkapkan bahwa niat baik mereka untuk berbaur dengan masyarakat di daerah-daerah ternyata disambut baik pula oleh masyarakat di sana. Bukan sebagai artis atau sekedar public Figure namun masyarakatnya sungguh menerima kedatangan tim ini sebagai tamu yang ingin berbagi ilmu dan semangat demi kemajuan desa-desa tertinggal di sini. Selain kebahagiaan, ada pula pengalaman dramatis yang mereka alami saat menyelesaikan misi ini. “Tim kami yang hanya dua mobil ini pernah terjebak di hutan saat tengah malam dimana tak ada seorang pun terlihat di sana. Tak lama, entah datangnya dari mana, tiba-tiba banyak masyarakat yang turun membantu mengangkat mobil kami hingga bisa kembali normal”, ungkap Nia dengan wajah terharu.

Mereka pun sering diberikan kesempatan bermalam di rumah warga dengan pelayanan yang baik dan ramah dari pemilik rumah, sekalipun dalam kondisi hidup yang sangat sederhana. Ya, Nia dan Ale merasa sangat beruntung karena telah membuktikan sendiri bahwa orang-orang Papua ternyata sangat baik, ramah dan memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi. Ia pun menuturkan bahwa saat kita memberikan senyuman kepada mereka, mereka akan memberikan senyuman yang lebih lebar kepada kita.

3. Masih Banyak Masyarakat Papua yang Butuh Uluran Tangan

Misi ini mereka jalankan dengan ikhlas dan niat untuk mengembangkan Papua, terutama dari segi pendidikan. Ya, edukasi apapun mereka sebarkan bagi generasi muda di Papua agar mereka menyadari bahwa belajar itu penting. Diantara mereka memang sungguh telah memberikan kontribusi bagi masyarakatnya, seperti mengajar anak-anak di sekolah, walaupun hanya dalam ruang yang sangat sederhana. 

Ada seorang Bapak guru bernama Hermanus Tananar yang berjasa menyumbangkan energinya yang begitu besar demi kemajuan masyarakat Papua. Namun karena sakit yang dideritanya, ia akhirnya tumbang dan tak dapat beraktivitas. Tim Alenia's Journey yang bekerjasama dengan RS Siloam Asri, Pimpinan Yayasan Pendidikan Harapan Papua Ibu Aileen Riady & Kick Andy Foundation akhirnya sukses melakukan operasi rekonstruksi Scrotalis untuk mengangkat sakit Kaki Gajah seberat 10 kg yang telah diderita selama 17 tahun. Tentu, Nia dan Ale tentu ikut merasakan kebahagiaan yang luar biasa karena salah satu misi mereka terealisasi.

4. Banyak orang Papua yang Memberi Kontribusi untuk Indonesia

Nia dan Ale tak datang sendirian. Mereka juga membawa teman-teman lain dari Papua yang sama-sama berani memperjuangkan pembangunan kota Papua dari waktu ke waktu. Di panggung acara “Meneropong Papua dari Kacamata Budaya Papua”, hadir beberapa tokoh inspiratif asal Papua yang sudah mendunia, satu per satu memberikan testimoni. Laki-laki dewasa berambut keriting dikuncir dengan penampilan yang kece ini lumayan menyedot perhatian publik karena kecintaannya kepada kota Papua. Ia telah melanglang buana ke negara-negara lain untuk menari serta mengenalkan seni Papua ke mereka. Setelah sukses berkarya, kerinduan yang tak tertampung lagi telah membawanya untuk kembali ke tanah kelahirannya. 

Ada pula pengalaman seorang laki-laki berbadan gagah yang kini menjadi pilot pesawat di negeri timur itu. Dulunya ia bukan siapa-siapa, namun kini ia patut kita acungi jempol karena berkat kerja kerasnya, ia dapat membangun masa depan dan membesarkan Papua. Fakta yang jarang diketahui, banyak masyarakat Papua lainnya yang ternyata memberikan kontribusi di berbagai bidang, baik di dalam maupun luar negeri.

5. Papua Berlimpah Kekayaan

Alenia, sapaan akrab untuk Ale dan Nia, menuturkan bahwa perjalanan mengelilingi Papua sangat berkontribusi dalam hal penyerapan ilmu baru bagi hidup mereka. Semakin semangat menghayati misi menarik ini, semakin mereka menyadari bahwa Papua itu memang sangat ‘kaya’, baik itu alamnya, barang-barang tambang yang dikandungnya, masyarakatnya, beragam sukunya, bahasanya, budayanya, sosialnya, karakternya, cara hidupnya dan sebagainya. “Saya tak bisa lagi menggambarkan kekaguman saya akan Papua. Semua luar biasa...”, pungkas Nia dengan semangat.

6. Mari peduli Papua

Ya, inilah pesan-pesan terakhir tim Alenia's Journey untuk seluruh masyarakat di Indonesia. Mereka mengharapkan agar kita bisa lebih peduli Papua karena di sana tersimpan banyak potensi yang bisa digali dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan, baik untuk masyarakatnya sendiri maupun Indonesia. Papua hanya butuh uluran tangan yang dapat membantu mereka untuk mendayagunakan seluruh potensi agar 'negeri kaya' ini betul-betul bisa berkembang, tentunya dengan tetap menjaga adat-istiadat yang berlaku. Jangan hanya separuh hati memandang Papua tapi lihatlah mereka seutuhnya. Mereka ada, mereka baik, mereka adalah bagian dari NKRI yang tak boleh kita lupakan.  

Di akhir acara, tak lupa Nia & Ale mengucapkan banyak terimakasih atas terselenggaranya tayangan yang membuat kekayaan Papua ini makin terekspos ke media, terutama kepada PT. Freeport yang telah memberikan dukungan terbesar, dimana tujuan utamanya agar Papua makin berkembang dan mendunia. Semoga masyarakat Indonesia makin menyadari bahwa Papua harus menjadi prioritas pembangunan sehingga dapat membentuk peradaban kehidupan yang lebih teratur dan terjamin seperti di pulau-pulau besar lainnya di Indonesia.  

(Foto adalah dok. Alenia's Journey dan dok. pribadi)

- Riana Dewie -

Sumber Referensi :

http://www.photo365.co/u/alenia259

kompas.com

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Hantu Pocong Lembang, Hiburan Siang di Jalan Macet!

5 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun