Dua pelaku industri film di Indonesia, Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen telah sukses menyedot perhatian banyak orang dengan penampilan menarik mereka dalam acara Alenia's Journey Uncover Papua di salah satu stasiun televisi. Mereka adalah pahlawan yang memiliki misi menjelajah tanah Papua yang sangat luas, kaya serta diselimuti medan jalan yang super ekstrim dengan lama perjalanan sekitar 80 hari. Wow..!! Tak kalah menarik, ekspresi kebanggaan akan Papua sungguh tersirat di wajah mereka saat menjadi bintang tamu dalam acara “Meneropong Papua dari Kacamata Budaya Papua” di Jogja (03/06/16).
Dengan dukungan penuh dari PT. Freeport Indonesia, akhirnya sebuah tayangan menarik dapat kita nikmati setiap minggunya bersama Ale dan Nia dalam acara Alenia's Journey Uncover Papua. Tayangan dokumenter ini dikemas dalam visualisasi penuh tantangan tentang Papua, baik itu dalam hal budaya, alam, kesehatan, pendidikan, perekonomian atau kehidupan masyarakatnya.
Tim ini menyusuri daerah-daerah menarik di Papua dengan perjalanan yang dimulai dari Jayapura, Keerom, Sarmi, Wamena, Tiom, Ilu, Karubaga, Merauke, Boven Digul, Mappi, Manokwari, Arfak, Sorong, Teminabuan, Raja Ampat, Lanny Jaya, Puncak Jaya, Mimika, Fak-Fak, Kaimana, Serui, dan Biak. Tentunya, perjalanan darat sepanjang 30 ribu kilometer ini membawa sensasi kehidupan baru bagi Nia dan Ale.
1. Medan Jalan di Papua : Rumit dan Ekstrim
Nia menuturkan bahwa perjuangan mereka ini tidaklah mudah. “Saya sempat berjalan kaki sepanjang 9 km dan itu rekor terlama saya jalan kaki..”, ungkapnya sambil terbahak mengingat pengalaman menarik ini. Jalan yang naik turun, terjal, menyusuri sungai, cuaca tak bersahabat dsb adalah berbagai pengalaman tak terlupakan yang membuat mereka makin penasaran untuk terus menimba ‘kekayaan’ Papua yang begitu mahal harganya.
Bersama Tim Alenia's Journey, mereka bekerja sama untuk terus berjuang melawan segala hambatan yang ada. Ale mengungkapkan bahwa niat baik mereka untuk berbaur dengan masyarakat di daerah-daerah ternyata disambut baik pula oleh masyarakat di sana. Bukan sebagai artis atau sekedar public Figure namun masyarakatnya sungguh menerima kedatangan tim ini sebagai tamu yang ingin berbagi ilmu dan semangat demi kemajuan desa-desa tertinggal di sini. Selain kebahagiaan, ada pula pengalaman dramatis yang mereka alami saat menyelesaikan misi ini. “Tim kami yang hanya dua mobil ini pernah terjebak di hutan saat tengah malam dimana tak ada seorang pun terlihat di sana. Tak lama, entah datangnya dari mana, tiba-tiba banyak masyarakat yang turun membantu mengangkat mobil kami hingga bisa kembali normal”, ungkap Nia dengan wajah terharu.
Mereka pun sering diberikan kesempatan bermalam di rumah warga dengan pelayanan yang baik dan ramah dari pemilik rumah, sekalipun dalam kondisi hidup yang sangat sederhana. Ya, Nia dan Ale merasa sangat beruntung karena telah membuktikan sendiri bahwa orang-orang Papua ternyata sangat baik, ramah dan memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi. Ia pun menuturkan bahwa saat kita memberikan senyuman kepada mereka, mereka akan memberikan senyuman yang lebih lebar kepada kita.
3. Masih Banyak Masyarakat Papua yang Butuh Uluran Tangan