Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Tersesat di Alpen, 14 Mahasiswa Indonesia Dinyatakan Selamat

26 Mei 2015   10:58 Diperbarui: 16 Februari 2016   01:09 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Helikoper Tim Penyelamat (Ilustrasi Helikoper Tim Penyelamat)

Tentang 14 mahasiswa yang tersesat di Pegunungan Alpen, Jerman, pada Senin 25 Mei 2015, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan bahwa mereka kini dalam keadaan baik dan sehat setelah diselamatkan oleh tim penyelamat menggunakan helikopter dan dibawa ke Kota Kührintalm, kota terdekat dari pegunungan Alpen.

[caption id="" align="aligncenter" width="493" caption="Ilustrasi Pendaki Gunung (www.merdeka.com)"][/caption]

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, tanggal 24 Mei lalu sekitar pukul 2.30 waktu setempat, 14 mahasiswa asal Indonesia dilaporkan tersesat saat hendak mendaki di pegunungan Alpen, Jerman. Para mahasiswa tersebut menimba ilmu di beberapa universitas di Jerman, ada yang di Hamburg, Darmstadt dan Frankfurt. Mereka berencana untuk mendaki Gunung Berchtesgadener di Pegunungan Alpen.

Turunnya salju dan penuh kabut saat itu tidak menggoyahkan semangat mereka untuk melanjutkan pendakian. Awalnya mereka menyempatkan diri beristirahat di Kuhroint saat salju turun deras. Keesokan harinya, mereka melanjutkan bergerak menuju Waltzmannhaus. Namun ketika mereka berada di atas Falzsteig, parahnya salju dan kabut membuat mereka buta arah dan tersesat.

Akhirnya pada ketinggian 1.800 meter, mereka tidak bisa lagi bergerak menembus salju. Operator pusat penerima Jerman (Leitstelle) yang mendapat panggilan darurat langsung membentuk tim untuk melakukan pencarian. Dua helikopter dikerahkan untuk mencari dan melakukan evakuasi. Karena pada saat itu di wilayah Watzmannkar masih terdapat kabut yang tebal, di samping Bergwacht (palang merah Jerman untuk pegunungan) wilayah Ramsau dan skuad helikopter kepolisian, juga dikerahkan satuan tugas kepolisian Alpen Republik Austria (Alpine Einsatzgruppen). Tim palang merah dalam perjalanan bersama dengan beberapa petugas penyelamat di wilayah Falzalm dan Kuhroint, sementara satuan helikopter mengirim dua helikopter, satu dilengkapi oleh kamera thermografik, dan satu lagi dengan tali pengangkat.

[caption id="" align="aligncenter" width="493" caption="Ilustrasi Helikoper Tim Penyelamat (news.okezone.com)"]

Ilustrasi Helikoper Tim Penyelamat (Ilustrasi Helikoper Tim Penyelamat)
Ilustrasi Helikoper Tim Penyelamat (Ilustrasi Helikoper Tim Penyelamat)
[/caption]

Dengan kesigapan mereka, akhirnya 14 mahasiswa ini berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. Beberapa identitas pendaki yang berhasil diterima adalah Shilvy Marlin asal Lampung, kuliah di Hochschule fr Angewandte Wissenschaften (HAW) Hamburg jurusan Biomedical Engineering. Ada pula Dimas Kurnia Pamungkas asal Jakarta kuliah di HAW Hamburg jurusan Medientechnik. Selain itu, Vania Zabrina asal Bontang, Kalimantan Timur kuliah di Universitas Hamburg jurusan Farmasi juga masuk dalam rombongan pendaki. Disusul Nengah Ardika Pramana asal Depok, Kuliah di Technische Universitt Hamburg Harburg (TUHH) jurusan teknik mesin dan beberapa nama lain yang belum teridentifikasi namanya.

Juru Bicara Kepolisian Bavaria, Juergen Thalmeier mengatakan, para mahasiswa ditemukan dalam keadaan basah kuyup karena kondisi hujan bahkan terlihat menggigil kedingingan. Beruntung, tidak ada satu pun dari mereka yang sakit atau terluka. Menurut dia, hal ini terjadi karena tidak ada satu pun dari mereka yang membawa perlengkapan atau pakaian yang dibutuhkan untuk mendaki Pegunungan Alpen yang bersalju.

***

Peristiwa ini bisa kita jadikan pembelajaran bahwa segala aktivitas hendaknya dilakukan dengan persiapan yang matang. Contohnya jika ingin mendaki gunung. Segala kebutuhan harus dipersiapkan sejak awal, seperti pakaian ganti, bahan makanan dan minuman, obat-obatan, jaket tebal dan berbagai kebutuhan darurat lainnya. Jangan sampai seperti kasus diatas, dari 14 mahasiswa tersebut ternyata tak seorangpun yang membawa pakaian khusus pendakian di medan yang bersalju. Selain itu, kurangnya kewaspadaan dengan tetap nekat melanjutkan perjalanan sekalipun cuaca buruk justru dapat membahayakan nyawa mereka walaupun akhirnya bisa diselamatkan.

Oleh karenanya, pesan dari kejadian diatas adalah jangan pernah menyepelekan persiapan. Itu sangat penting untuk melancarkan segala aktivitas yang akan kita lakukan. Dan tentunya, jika berniat untuk melakukan pendakian, siapkan stamina yang fit dan bugar, pastikan di tas ransel sudah berisi segala perlengkapan yang dibutuhkan serta jangan pernah meremehkan perkiraan cuaca karena ini adalah hal utama untuk menentukan apakah berani melakukan pendakian ataukah tidak.

Riana Dewie

Sumber Referensi : www.merdeka.com 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun