[caption id="attachment_386867" align="aligncenter" width="491" caption="Kemacetan malioboro (28 Desember 2014) - Dok.Pri"][/caption]
Siapa yang tak tahu malioboro? Pusat Perbelanjaan di Yogyakarta yang sering menjadi incaran wisatawan ini mengalami kemacetan luar biasa malam ini. Pada hari biasa, area yang juga sering disebut ‘jantung kota’ Jogja ini tak pernah sedikit pun terlihat sepi. Apalagi saat memasuki musim liburan seperti sekarang. Liburan Natal hingga tahun baru ini membuat Malioboro dikerumuni oleh jutaan manusia yang berasal dari berbagai daerah, entah hanya untuk sekedar jalan-jalan, berfoto narsis di setiap sudutnya atau hunting berbagai pernak-pernik Jogja yang dijual di perko (emperan toko atau pedagang kaki lima) yang ada di sepanjang jalan Malioboro.
[caption id="attachment_386868" align="aligncenter" width="491" caption="Hiruk Pikuk Pejalan kaki di Malioboro Jogja (Dok.Pri)"]
[caption id="attachment_386871" align="aligncenter" width="491" caption="Hiruk Pikuk Pejalan kaki di Malioboro Jogja (Dok.Pri)"]
Malioboro Jogja, banyak kisah dan fenomena yang dapat kisa lihat di sini. Tak heran apabila Malioboro adalah salah satu kebanggaan kita, bukan hanya untuk Jogja sendiri, namun untuk Indonesia karena tempat ini sungguh dikenal oleh banyak wisatawan dari berbagai belahan dunia. Gemerlap lampu di malam hari, sepanjang jalan yang dipenuhi penjual perko (emperan toko), deretan mall yang membuat gatal para wanita pecinta shopping, penjual jajanan tradisional seperti lumpia basah, bakpao, kacang dan jagung rebus, wedang ronde atau siomay yang mengundang selera atau lesehan makanan yang menyediakan berbagai menu menggiurkan seperti bebek bakar, ayam goreng, puyuh bakar, rempelo ati bacem, tempe/tahu bacem, gudeg serta menu lezat lainnya. Pantas saja jika deretan lesehan ini tak pernah sepi, karena selain banyak pengunjung yang datang dan pergi, tempat ini juga diramaikan dengan para pengamen jalanan yang dengan suara merdunya berharap mendapat rezeki.
[caption id="attachment_386869" align="aligncenter" width="491" caption="Lesehan di Malioboro Jogja (Dok.Pri)"]
[caption id="attachment_386870" align="aligncenter" width="491" caption="Lesehan di Malioboro Jogja (Dok.Pri)"]
Malioboro malam ini sangat ramai. Bukan hanya ramai di tokonya, namun jalanan juga macet total. Ini adalah fenomena yang biasa terjadi di sini, di mana Malioboro selalu penuh saat musim liburan, menjelang tahun baru, menjelang hari raya atau ketika ada acara budaya yang membuat warga berbondong-bondong untuk bisa melihatnya. Ya, salah satu acara rutinitas budaya Jogja yang saat ini sedang berlangsung adalah pasar malam Sekaten yang bertempat di alun-alun utara Yogya (Info lengkap sekaten silahkan baca DISINI).Â
[caption id="attachment_386872" align="aligncenter" width="491" caption="Parkiran Motor di Malioboro Jogja (Dok.Pri)"]
[caption id="attachment_386873" align="aligncenter" width="491" caption="Lalu Lalang kendaraan di jalan Malioboro (dok.pri)"]
Macetnya jalan di Malioboro malam ini, setelah saya amati ternyata kebanyakan dipadati oleh warga dari luar kota Yogya, di mana ini dapat dilihat dari banyaknya mobil yang melintas dengan plat nomor luar Jogja. Tempat parkir di sepanjang Malioboro juga penuh di setiap sudutnya, bahkan di beberapa titik area parkir mobil benar-benar sudah full sehingga banyak mobil yang ditolak dan direkomendasikan untuk mencari tempat parkir di tempat lainnya. Pantas saja Jogja dan sekitarnya macet beberapa hari ini, tanda bahwa musim libur panjang telah tiba. Seperti yang yang pernah dinyanyikan oleh tasya saat masih kecil: …..Libur tlah tiba… Libur Tlah tiba.. Hore… Hore.. Horeee.. :D
[caption id="attachment_386874" align="aligncenter" width="491" caption="Bagian Depan Malioboro Mall Jogja (dok.pri)"]
[caption id="attachment_386875" align="aligncenter" width="491" caption="Bagian Dalam Mall Malioboro Jogja (Dok.Pri)"]
Malam ini saya sempat masuk di Malioboro Mall untuk cuci mata, berharap ada produk diskonan yang dapat dibawa pulang. Hehe. Saya senang berjalan-jalan di Malioboro, selain untuk menghilangkan stress, Malioboro juga selalu membuat hati saya tenang dan damai dengan berbagai suguhan budaya yang takkan pernah hilang ditelan waktu. Becak-becak berderet di pinggir jalan, dokar yang dikemudikan santai oleh Pak Kusir serta hiruk-pikuk keramaiannya yang tak terlupa sehingga membuat saya yang berdomisili di Jogja pun merasa selalu rindu dan rindu dengan kota tercinta ini.
[caption id="attachment_386877" align="aligncenter" width="491" caption="Seorang pengayuh becak di jalan Malioboro (Dok.Pri)"]
[caption id="attachment_386878" align="aligncenter" width="491" caption="Seorang Kusir sedang mengemudikan Dokarnya (Dok.Pri)"]
[caption id="attachment_386876" align="aligncenter" width="491" caption="Keramaian Sepanjang Malioboro Jogja (dok.pri)"]
[caption id="attachment_386879" align="aligncenter" width="491" caption="Kemacetan Menuju Titik Nol Jogja (Dok.Pri)"]
[caption id="attachment_386880" align="aligncenter" width="491" caption="Titik Nol Jogja, Ujung dari Jalan Malioboro (Dok.Pri)"]
Untuk teman-teman yang ada di luar Jogja, jangan lupa berkunjung ke Malioboro saat ada di Jogja untuk melihat keramaian yang khas di kota ini. Banyak produk murah meriah dan atraksi menarik yang dapat dilihat di sepanjang Jalan Malioboro. Bawa oleh-oleh asli Jogja untuk seluruh saudara di sana, dijamin mereka bangga dan bahagia. Malioboro Jogja, takkan terlupa sepanjang masa.
Â
Salam, Riana Dewie
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H