Banyak anak-anak lulusan SMA/ sederajat berpikir untuk langsung bekerja setelah lulus. Kira-kira apa sebenarnya alasan mereka memilih untuk langsung bekerja dibandingkan melanjutkan studi mereka ke bangku kuliah?
Saya sempat bertanya kepada beberapa teman saya yang memilih langsung bekerja setelah lulus. Ternyata jawaban merekapun beragam; ada yang alasannya karena orang tua tidak mampu membiayai kuliah padahal ia ingin sekali kuliah, ada juga yang memang sudah malas berpikir dan belajar, serta ada pula yang ingin punya uang sendiri. Sayapun menyimpulkan ada dua kelompok yaitu “mau tapi tidak bisa” dan “bisa tapi tidak mau”. Untuk kelompok kedua saya tidak bisa mengomentari apa-apa karena dari dalam diri mereka sudah tidak ada keinginan sehingga sulit untuk dipaksakan. Namun, saya akan membahas kelompok yang pertama yaitu “mau tapi tidak bisa” dikarenakan beberapa alasan. Namun, pada umumnya masalah ekonomi alasan yang paling dominan.
Sebenarnya, ini bukan suatu masalah bagi mereka yang memang benar-benar ingin melanjutkan kuliah karena semua pasti ada jalan keluarnya. Sekarang sudah banyak beasiswa yang ditawarkan untuk mereka yang mempunyai prestasi salah satunya yaitu Beasiswa Unggulan . Saya termasuk salah satu penerima beasiswa tersebut tahun 2010.
Berawal dari kecintaan saya pada salah satu mata pelajaran di SMK dulu yaitu Bahasa Prancis, yang menurut saya sangat unik dan asik untuk dipelajari. Dari situlah saya dipilih oleh guru bahasa prancis saya untuk mengikuti Lomba Kompetensi Siswa (LKS) di bidang Bahasa Prancis mewakili sekolah. Alhamdulillah saya mendapat juara II untuk tingkat Jakarta Selatan dan DKI, sedangkan untuk tingkat Nasional saya meraih juara III.
Setelah lulus dari SMK, saya ingin sekali melanjutkan studi saya dengan mengambil jurusan Sastra Prancis di Universitas Indonesia. Selain karena saya menyukai bidang tersebut, saya berpikir lulusan SMK saja tidak cukup untuk bersaing di zaman sekarang ini. Namun, usaha saya untuk melanjutkan kuliah tidaklah mulus. Setelah 2 tahun saya “vakum” karena terus mencoba mengikuti SNMPTN, SIMAK dan saringan masuk UI lainnya tapi saya gagal. Saya sempat putus asa dan akhirnya pasrah. Sampai suatu hari, saya reuni dengan sahabat-sahabat saya dari SMK. Salah satu teman saya, Marcella yang dulu mengikuti LKS bersama saya hanya berbeda bidang yaitu bahasa Jepang, bercerita mendapat Beasiswa Unggulan sehingga dapat melanjutkan kuliah di STBA LIA jurusan Jepang. Sayapun tertarik untuk bertanya apa yang membuat dia mendapat beasiswa tersebut. Ia bercerita mendapat Beasiswa Unggulan hanya dengan melampirkan sertifikat juara LKS sewaktu sekolah dulu dan diapun menyarankan saya untuk melakukan hal yang sama. Beberapa hari kemudian, saya mendaftar di kampus tempat teman saya kuliah (STBA LIA), tetapi saya mengambil jurusan yang berbeda yaitu sastra Inggris. Harap-harap cemaspun saya rasakan selama penantian itu. Saya sempat mendaftar di STBA lain karena sudah 2 bulan tak kunjung ada kabar. Hingga suatu siang, saya mendapat telepon dari STBA LIA yang memberitahukan bahwa saya diterima di kampus tersebut dengan Program Beasiswa Unggulan (PBU). Ternyata, sertifikat-sertifikat itulah yang mengantarkan saya mendapatkan beasiswa sehingga dapat melanjutkan kuliah di STBA LIA Jakarta hingga sekarang saya sudah menginjak semester 6. Saya berharap dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H