Mohon tunggu...
Riana Afritianti
Riana Afritianti Mohon Tunggu... -

Mahasiswi STBA LIA jurusan Sastra Inggris\r\n* Penerima Beasiswa Unggulan Kemdiknas 2010\r\n* Pecinta bahasa Prancis\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Patwal Wanita Commuterline Dipukuli Penumpang

9 Juni 2013   12:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:18 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih belum hilang ingatan kita mengenai kasus pemukulan yang dilakukan oleh penumpangkepada Febri, seorang pramugari Sriwijaya. Hal serupa kembali terjadi. Kali ini menimpa Fatma Ikha Haryati (26), patwal wanita commuterline jurusan Jakarta-Bogor.

Kejadian bermula ketika Fatma sedang bertugas memeriksa tiketdi stasiun Duren Kalibata pada pukul 22.00 WIB. Saat itu Fatma menemukan segerombolan penumpang laki-laki yang tidak memiliki tiket. Jumlah penumpang itu ada lima orang dan hanya satu yang memiliki tiket. Fatma pun menegur keempat penumpang itu dan memintanya untuk turun di stasiun berikutnya agar tidak dikenakan denda. Tidak terima ditegur, 1 dari 5 orang dari mereka melakukan pemukulan di bagian mata terhadap fatma, kemudian 4 lainnya ikut membantu memukul, akibatnya Fatma mengalami luka di bagian mata dan lebam di bagian kepala.

Setelah melakukan pemukulan kelima penumpang tersebut turun dan kabur. Penumpang lain sempat mengejar, namun tak berhasil ditangkap. Pelaku masih menjadi buron pihak berwajib.

Untuk menghindari kejadian ini terjadi lagi, ada 3 hal yang harus dilakukan. Pertama, Patwal wanita sebaiknya hanya bertugas untuk memeriksa tiket di gerbong khusus wanita. Seharusnya ada Patwal laki-laki yang ditugaskan untuk memeriksa tiket di gerbong campuran. Kedua, Jadwal kerja patwal wanita sebaiknya jangan sampai malam, ditentukan hanya sampai pukul 20.00 atau 21.00 WIB saja. Kalau kita lihat, kejadian ini terjadi pada pukul 22.00 WIB. Biasanya pada jam-jam itu KRL CL sudah mulai sepi dan kebanyakan penumpang laki-laki yang menaiki kereta. Terlalu berisiko untuk wanita bekerja sampai malam seperti itu. Ketiga, sistem keamanan di station harus ketat. Sebelum memasuki peron, biasanya ada petugas karcis yang memeriksa tiket. Bagaimana mungkin kelima orang tadi dapat lolos dari petugas di stasiun? Kecuali memang sudah tidak ada petugas pemeriksa tiket di stasiun tersebut. Sebagai penumpang pun seharusnya tahu diri, jika tidak mampu membeli tiket Commuterline, naik saja KRL ekonomi yang hanya 2 ribu rupiah.

Jika ketiga hal tadi dijalankan, insa Allah kejadian seperti itu tidak terulang lagi. Namun, harus ada kerjasama dari semua pihak baik dari penumpang maupun petugas pihak KRL.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun