Mohon tunggu...
Osti Riana Br Hutabarat
Osti Riana Br Hutabarat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasisiwi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

halo teman-teman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Tingkat Kemandirian Anak Usia Dini Melalui Pramuka Prasiaga di TK Al-Azhar Syifa Budi

28 Desember 2024   10:16 Diperbarui: 28 Desember 2024   10:16 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah kelompok manusia usia 0-6 tahun (UU Nomor 20 tahun 2001). Anak usia dini adalah individu yang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan sebagai dasar bagi kehidupan selanjutnya (Sujiono:2012). Pertumbuhan dan perkembangannya yang sangat pesat ini perlu diarahkan pada peletakan dasar-dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Anak usia dini dapat diartikan sekelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang unik (Mursid:2015). Sehingga, anak ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan motorik halus dan kasar, kognitif, Bahasa, sosial-emosional, seni, dan nilai agama dan moral sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.

Pendidikan Pramuka

Pendidikan Pramuka, menurut Peraturan Gerakan Pramuka Tahun 2019, adalah pembelajaran informal dalam sistem pendidikan sekolah, yang dilakukan di tempat terbuka sebagai kegiatan yang menarik, menyenangkan, terorganisir, menantang, sehat, terorganisir dan terbimbing, menerapkan dasar-dasar. prinsip kepramukaan dan metode kepramukaan untuk mengembangkan kepribadian dan watak kepramukaan yang mandiri, peduli, berakhlak mulia, cinta tanah air dan memiliki kecakapan hidup.

Pramuka juga merupakan proses belajar mandiri dengan fokus pada perkembangan mental, sosial-emosional, fisik, dan intelektual generasi muda sebagai individu dan anggota masyarakat. Pendidikan kepramukaan memanfaatkan konsep dan praktik dasar kepramukaan; karenanya, proses pendidikan kepramukaan harus mencakup penjelasan dan cita-cita pendidikan. Oleh karena itu, kegiatan kepramukaan harus direncanakan, diselenggarakan, dan dilaksanakan, serta dapat memiliki nilai pendidikan dan kejiwaan. Kegiatan pendidikan kepramukaan menurut UU No. 12 tahun 2010 pasal 10 dikembangkan dengan penggunaan sistem among Sistem among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang menumbuhkan dalam diri siswa jiwa kemandirian, kedisiplinan, dan kemandirian dalam hubungan antar pribadi yang timbal balik. Kegiatan yang menarik bagi anakanak adalah yang bersifat menghibur, memiliki aspek edukatif, memiliki tujuan dan memiliki aturan permainan yang jelas, berbeda dengan permainan yang hanya bersifat menghibur. Kegiatan yang menarik ini harus diarahkan pada pendidikan kepramukaan.

Peran Kemandirian Pramuka Prasiaga

Usia dini adalah masa terbaik untuk mengembangkan potensi dan kemandirian anak usia dini. Anak usia dini dapat menjadi pribadi mandiri, melalui pola asuh orang tua kepada anak, hubungan anak dengan orang tua yang harmonis akan membentuk kemandirian anak usia dini. Akan tetapi, pada kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari banyak orang tua yang belum mempersiapkan anak untuk belajar kemandirian sejak dini. Bahkan banyak orang tua berasumsi bahwa kemandirian anak akan terbentuk dengan sendirinya seiring pertambahan usia anak. Tetapi kemandirian anak dibentuk dari lingkungan keluarga dimana anak tinggal dan dari kesempatan yang diberikan orang tua kepada anaknya untuk melakukan sesuatu secara mandiri.

Kesimpulan

Pelaksanaan kegiatan pramuka prasiaga dilaksanakan di lingkungan terbuka, anak anak sangat antusias mengikuti serangkaian kegiatan dalam komponen utama pramuka prasiaga yaitu pembukaan, kegiatan lingkaran, kegiatan tematik, istirahat dan penutup. Keterampilan sosial anak usia 5-6 tahun yang tampak saat kegiatan pramuka prasiaga adalah keterampilan dalam melakukan dan mempertahankan percakapan, saling menghormati, terampil dalam bekerja sama, terbuka dengan orang sekitar untuk menyesuaikan diri, memiliki rasa empati, memiliki motivasi dari dalam diri maupun dari luar, menyukai hal yang baik dengan dimiliknya rasa positif dan memiliki kesetaraan teman/orang lain dengan mengakui kelebihan yang dimiliki teman lainnya. Guru Pembina berperan penting dalam menjadi teladan, memberikan pengaruh positif dan rasa kasih sayang. Orang tua yang antusias dalam mempersiapkan segala kebutuhan pokok yang dibutuhkan anak saat mengikuti pramuka prasiaga dan lembaga mampu memberikan fasilitas lengkap untuk memperlancar proses belajar anak saat mengikuti kegiatan pramuka prasiaga dalam menjadi faktor pendorong terasahnya keterampilan sosial pada kegiatan pramuka prasiaga.

Adapun faktor penghambat kegiatan pramuka prasiaga adalah terbenturnya jadwal pramuka prasiaga yang ditetapkan oleh Guru Pembina dengan pelaksanaan kegiatan lainnya sehingga mengakibatkan pelaksanaan kegiatan pramuka prasiaga diundur atau diliburkan dan kondisi cuaca juga menghambat pelaksanaan kegiatan pramuka prasiaga di luar ruangan, selain itu terjadinya perselisahan antar anak yang dipengaruhi oleh perbedaan sikap, perasaan dan pemikiran juga menghambat keterampilan sosial, namun konflik yang terjadi dalam kegiatan pramuka prasiaga hanya bersifat sementara karena anak masih menunjukkan rasa empati dan kasih sayang sehingga anak mudah untuk menjalin komunikasi kembali. Gagasan prasiaga muncul dimaksudkan untuk mengintegrasikan metode yang dilakukan dalam pendidikan untuk mengembangkan karakter kebangsaan bagi anak usia dini dengan pendekatan kepramukaan. Harapanya agar dewasa kelak anak-anak Indonesia menjadi warga negara yang tangguh dan berbakti pada nusa dan bangsa serta mampu menjalin duta persaudaraan dunia yang saling menguatkan dan saling menghormati satu sama lain dalam pergaulan internasional sebagaimana tujuan pramuka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun