Institut Teknologi Garut adalah salah satu kampus yang berada di Kabupaten Garut tepatnya berada di wilayah Jalan Mayor Samsu No 1 Jayarga Kecamatan Tarogong Kidul,Kabupaten Garut, salah satu jurusan yang ada di kampus tersebut adalah Teknik Industri. Menurut Anung Andi Hidayatullah, ST, MT menyebutkan bahwasanya Teknik industri berbicara mengenai 5 M yaitu ada Machine, Man, Money, Method dan Material serta bagaimana meng-integrasikan antara setiap keilmuan yang dipelajari. Sejalan dengan pernyataan beliau, salah satu keilmuan yang ada di Teknik industri sendiri ada perancangan tata letak fasilitas atau PTLF, menurut Apple Tata letak merupakan suatu proses perancangan dan pengaturan tata letak fasilitas fisik seperti mesin atau peralatan, lahan, bangunan, dan ruanguntuk mengoptimalkan keterkaiatan antara pekerja, aliran bahan, aliraninformasi dan metode yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuanperusahaan secara efisien, ekonomis, dan aman.
Namun sebelum membahas lebih jauh perkenalkan kami dari kelompok 6 kelas B, terdapat lima orang anggota yang di ketuai oleh Rian Muhamad Rizki, Kemudian ada Ulfah Raniyanti, Fajar Raya Fahreza, Achmad Dhani setiawan Putra dan Muhamad Nasihin. Maka sejalan dengan penjelasan yang disampaikan pada paragraf sebelumya kami dari kelompok 6 Â mempelajari salah satu bidang keilmuan yang ada pada jurusan Teknik industri yaitu Praktikum PTLF, salah satu praktikum yang mempelajari tata letak dan fasilitas dari sebuah Perusahaan atau UMKM agar lebih efektif dan efisien. Praktikum PTLF ini dilaksanakan pada Tingkat 3 tepatnya di semester 6. Selama praktikum kami dibimbing oleh asisten dosen, kelompok kami di bimbing oleh teh rosmawati. Dalam praktikum ini terdapat delapan modul yang saling terintegrasi.
Pada penugasan nya kami melakukan observasi ke salah satu UMKM Roti yang ada di daerah Nusa Indah Tarogong. Kami mekakukan observasi dan menemukan beberapa masalah dalam tata letak fasilitas yang kemudian masalah tersebut dikenal dengan constrain. Terdapat tiga constrain yaitu ada, SDM atau Sumber Daya Manusia, Kelematan Kesehatan Kerja atau K3 dan Material Handling.
Untuk constrain SDM, masalah yang kita ambil adalah dari operator atau pekerja, dimana untuk mess di UMKM tersebut menyatu dengan ruangan produksi. Hal itu tentu saja akan menganggu psikologis dari operator tersebut. Mengapa bisa menganggu? karena jika operator terus menerus di ruangan tersebut maka akan merasa bosan dan akan menghambat dari segi produktivitas operator tersebut. Maka kami memutuskan untuk memisahkan mess operator di Gedung baru. Selanjutnya untuk constrain K3 masalah yang kita ambil yaitu tidak ada tempat P3AK dan APAR. Ini tentu saja cukup membahayakan untuk orang orang yang ada di sekitar UMKM tersebut, karena bila terjadi kebekaran atau kecelakaan kerja akan membahayakan bagi orang tersebut.Untuk constrain Material Handling masalah yang kita ambil yaitu dari jalur dari perpindahan setiap material. Kami rasa jalur tersebut tidak optimal dan akan menghambat proses produksi. Maka dari itu kami merubah jalur perpindahan tersebut agar lebih efektif.
Sebagai penutup semoga apa yang kami kerjakan dapat membuat umkm roti jauh lebih produktif dalam menjalankan kegiatan produksinya serta juga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H