Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penafsiran Kita Perihal Sebuah Kalimat bisa Menjadi Masalah atau Nasihat Berharga

22 Juli 2023   11:15 Diperbarui: 22 Juli 2023   11:20 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seringkali kita mendapati kalimat baik itu berupa teks tulisan maupun lisan, dan kita menjadikan hal demikian sebagai permasalahan.

Hal ini disebabkan kita menafsirkan sebuah kalimat demikian sebagai masalah yang mesti dibereskan, akhirnya damai lenyap dan terjadi perang kata-kata.

Misalkan contoh:

"Kamu sih tidak ngerti-ngerti, soal yang seperti ini saja susah untuk dikerjakan."

Kalimat ini ditujukan pada 2 orang berbeda.

Orang pertama menafsirkan dengan positif, bahwa maksud temannya adalah baik bahwa ini adalah nasihat berharga walau cara penyampaiannya demikian, yaitu agar orang pertama giat belajar lagi.

Sementara orang kedua menafsirkan dengan negatif, ia menafsirkan maksud temannya adalah buruk dan menganggapnya sebagai sebuah masalah yang perlu dibereskan/diluruskan, yaitu ia merendahkan kompetensi diri orang kedua.

Nah menurut penilaian sahabat, mana yang dampak setelahnya terjadi penerimaan, dan mana yang menjadi penolakan?

Jadi sumber permasalahan terletak pada diri kita dalam menafsirkan juga memaknai kalimat yang kita terima. Apakah kita memaknainya dan menafsirkannya sebagai nasihat berharga? atau sebuah permasalahan yang mesti dientaskan?

Jawaban ada dalam nurani masing-masing. Kita tentu lebih mengetahui dampak dari sebuah kalimat yang kita terima dari siapapun kedepannya berdasarkan referensi hidup yang kita miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun