Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Janganlah Pernah Berhenti Belajar dan Bersiaplah dengan Perubahan Zaman!

17 Juni 2023   06:30 Diperbarui: 17 Juni 2023   08:48 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tak Pernah Berhenti Belajar (Pixabay.com)

Kita hidup di Alam Dunia yang penuh ribuan potensi, kemungkinan dan juga perubahan.

Zaman pastilah berubah, sekarang saja Gelar Akademik memiliki kemungkinan tidak menunjukkan skill seorang yang dibutuhkan pasaran kerja, seperti yang pernah diungkap Menteri Nadiem Makarim bahwa kita sedang hidup di era Gelar Akademik tidak menjamin kompetensi pada 2019 lalu. Dan hal ini sudah dibenarkan seorang anggota HIPMI yakni Lutfi Ginanjar saat memberikan keterangan perihal fenomena global yang kini terjadi di depan komisi X DPR RI tertanggal 28 Februari 2023 kemarin.

Saat ini terjadi fenomena anak muda useless generation menurutnya, yakni generasi anak muda yang mencari kerja susah dan membuka lapangan kerja juga susah. Adapula yang terbebani menjadi sandwich generation, yakni memiliki kewajiban menanggung beban hidup dan menafkahi anggota keluarganya.

Saya mengakui saat duduk di bangku kuliah dahulu di salah satu perguruan tinggi swasta, banyak generasi muda yang tidak mau menggunakan otaknya untuk berfikir demi menjawab soal-soal ujian dengan lebih memilih menyontek, dan begitupula saat diberikan tugas kelompok cenderung abai, hanya orang-orang berkapasitas secara pemikiran yang menginisiasi kerja kelompok agar terasa lebih hidup dan komunikatif. Sementara mereka yang pasif dalam kerja kelompok lebih suka numpang saja dalam aktivitas kerja kelompok tersebut. 

Akibatnya saat ditanya wawasan, "otak mereka kosong", saat diuji kompetensi dan skill saat di dunia kerja, "mereka tidak bisa apa-apa". Sehingga banyak kalangan mahasiswa menyebut mereka seorang "sarjana kertas". Dan hal inilah yang menyebabkan fenomena anak muda useless generation semakin membludak. 

Maka benarlah apa yang pernah disabdakan Baginda Rasul Muhammad Saw:

Dikutip dari nu.or.id dalam artikel berjudul Serahkan Pada Ahlinya
Dikutip dari nu.or.id dalam artikel berjudul Serahkan Pada Ahlinya

Oleh karena itu untuk mengantisipasinya, pihak kampus mesti mempersiapkan pemikiran dan mental kewirausahaan untuk anak didiknya, guna peserta didik dapat survive menghadapi perubahan zaman kelak yang penuh tantangan secara ekonomi dan dapat bertahan secara mandiri. 

Dan saat ini sudah terpikirkan oleh para pelaku usaha atau penyedia kerja, tutur Luthfi dihadapan Pimpinan komisi X DPR RI bahwa untuk usaha produksi dan penyedia pekerjaan kini para pelaku usaha lebih memilih menggunakan mesin ketimbang jasa sumber daya manusia. Karena kalau pilih orang pasti selalu menuntut demo kenaikan upah gaji pada setiap tahun, sementara mesin tiap tahun harga turun. Menurutnya diperkirakan di tahun 2025 nanti potensi dunia lebih condong menggunakan mesin untuk mengeksekusi berbagai jenis pekerjaan.

Namun sehebat apapun kinerja mesin, kemampuan manusia yakni Critical Thinking dan Problem Solving masih dibutuhkan dunia kerja. Jadi tidak perlu cemas, karena dalam setiap pengambilan keputusan kerja hal ini menjadi pertimbangan penyedia kerja. Artinya sumber daya manusia mesti menguasai kemampuan yang tidak dimiliki mesin, yang mana mesin pada umumnya memiliki kemampuan dalam pekerjaan yang bersifat administratif. Jangan pernah berhenti belajar, dan teruslah mengamati apa saja potensi, kemungkinan dan perubahan yang kelak terjadi di masa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun