Dunia mencekam dipenuhi peperangan dan konflik ujian kehidupan meraja.
Hanya Negeri Indonesialah yang bertahan dipimpin oleh para petinggi negara dan begitupula masyarakatnya yang sangat kuat lagi sudah melewati berbagai ujian kehidupan dengan selamat dan sukses. Begitupula Penduduk Kota Mekah dan Madinah yang dijaga oleh Penjagaan Malaikat-Malaikat Allah.
Saat itu memang masyarakat dunia berbondong-bondong ramai memeluk ajaran Islam sebagaimana janji Allah dalam surah An Nasr ayat 2, karena kegemilangan Pemimpin Indonesia yang dapat menghentikan beberapa peperangan vital seperti Rusia dan Ukraina, melalui kekuatan energi dahsyat yang dimiliki sang Pemimpin. Energi ini berbeda dengan energi yang dikeluarkan oleh benda pada peradaban teknologi canggih per tanggal 3 Mei 2023 (saat tulisan ini terpublikasi), melainkan energi yang dikeluarkan oleh tubuh manusia yang sudah bangkit karena senantiasa konsisten dan menaati ajaran Islam dan diliputi sifat-sifat saleh melalui kasih dan pelayanan tulus.
Artinya Peperangan yang kini terjadi... hanya dapat dihentikan dengan Kekuatan Dahsyat yang dapat menengahi dua kekuatan besar yang saling berseteru. Bukan menengahi melalui adu argumen semata.
Negeri Indonesia yang masyarakatnya sedari dulu ditimpa ujian kehidupan yang begitu kerasnya, mayoritas dapat bertahan disertai mantapnya keimanan kepada Allah Swt. Inilah yang menjadi pertolongan utama Umat Manusia di masa depan. Sehingga banyak yang menyatakan persatuan Indonesia dari bangsa-bangsa lain yang berdekatan dengan Negeri Indonesia. Faktor utama daya tarik bangsa lain bersatu dengan Negeri Indonesia adalah... keberlimpahan Energi Humanis yang telah terbangkitkan pada peradaban Bangsa Indonesia.
Kedatangan Ad-Dajjal
Kita tentu mengetahui benar, saat ini masih ada golongan-golongan masyarakat dunia yang lalai dan terlena dengan kemegahan, keindahan dan gemerlap dunia, walau perang ada hadir diantara kita semua. Hingga pada akhirnya peperangan berkecamuk dimana-mana, dan orang-orang yang lalai lagi tidak ada keimanan di hatinya... menjadikan Ad-Dajjal sebagai juru selamat mereka. Mengapa? Karena kelaparan, sumber energi yang semakin sulit didapatkan, juga kondisi tubuh yang tidak pernah dibiasakan berpuasa, menjadi alasan terbesar mereka tetap menetap diperkotaan karena masih percaya bahwa uang dan materi adalah segalanya dibanding pertolongan Allah. Disebabkan itulah, Ad-Dajjal dengan segala tipu dayanya, berhasil memanipulasi pikiran mereka semua.
Sementara itu, banyak dari orang-orang beriman yang mayoritas umat beragama di Indonesia, tunduk patuh untuk mengikuti arahan sang pemimpin negeri untuk segera meninggalkan perkotaan, untuk segera menetap di gunung-gunung (karena memang sudah terbiasa berpuasa menahan haus dan lapar). Tentu ini adalah hal yang cukup berat, menimbang orang-orang yang sudah tercemar pikirannya oleh gemerlap dunia, cenderung menetap di perkotaan. Akibatnya orang-orang yang gagal dalam ujian seleksi keimanan ini, terkena syuhbat Ad-Dajjal yang menghadiri mereka. Dan kemudian detik itu juga mereka menjadi pengikut sekaligus penyembah Ad-Dajjal, dan segera meninggalkan Bumi Indonesia yang kondisinya seakan gersang karena atas izin Allah untuk menipu Ad-Dajjal yang mengklaim itu adalah kuasanya.
Eksodus para pengikut dan penyembah Ad-Dajjal berkumpul pada satu titik, dan disana mereka memerangi Al-Mahdi beserta pasukannya. Sampai tiba waktunya Isa kedatangan kedua hadir membantu Al-Mahdi, dan kemudian menumpas mereka semua yang gagal dalam ujian seleksi keimanan.
Artinya... masih ada orang-orang yang tersisa dimuka bumi setelah peristiwa kematian Ad-Dajjal. Yakni orang-orang yang di-Ridai Allah, orang-orang yang tidak Allah Ridai, juga orang-orang yang paling mengerikan lagi buruk karakternya dari setiap generasi.
Peristiwa setelah Kematian Ad-Dajjal
Orang-orang yang tidak Allah Ridai, yang cenderung memprioritaskan harta benda dan uang daripada keimanan dan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa, juga mereka diliputi sifat kikir pelit tidak mau mendermakan miliknya untuk kesejahteraan orang-orang yang membutuhkan, kelak binasa dalam keadaan tersiksa secara tragis di tangan Ya'juj dan Ma'juj.
Orang-orang yang paling mengerikan lagi buruk karakternya dari setiap generasi, kelak merasakan hari kehancuran dunia dan seisi semesta, yang mana orang-orang yang Allah Ridai tidak merasakan kengerian hari kehancuran ini. Karena siapapun yang Allah Ridai walau keimanannya sebesar biji sawi (yaitu keimanan kepada Allah, Malaikat, Nabi dan Rasul Allah, Suhuf dan Kitab Allah, Hari Kiamat, serta Qada dan Qadar-Nya) saat setelah masa damai Umat Manusia di akhir periode kebinasaan bala tentara Ya'juj Ma'juj, beliau semua diwafatkan Allah untuk segera berpulang kepangkuan-Nya yang kekal melalui angin lembut dari arah Yaman yang digambarkan Al-Hadits Riwayat Muslim.